Dear O-Rangers...
Setiap perjalanan hidup itu pasti memiliki sebuah dinamisme yang pasti ujung-ujungnya adalah sebuah pergerakan, perubahan, pergantian dan perpindahan.
yap,
setelah berpikir beberapa saat dan mempertimbangkan beberapa hal, saya memutuskan untuk pindah rumah.
tidak akan ada perubahan dalam segi internal, tapi mungkin lebih dinamis, lebih pop, dan lebih....
tersurat :D
dan kamu, bisa bermain kerumah baru saya kapanpun tanpa perlu sungkan... :)
alamat rumah baru saya adalah
arcanna.tumblr.com
semestajingga.wordpress.com
Terimakasih sudah melihat isi rumah ini selama bertahun-tahun.. :)
Dengan berat hati melangkah,
Arinda Casni
Showing posts with label Ms. Alterego. Show all posts
Showing posts with label Ms. Alterego. Show all posts
17.4.12
23.2.12
Berlari
Tolong bawa aku kesuatu tempat dimana hanya ada mereka dan urusan mereka, orang-orang yang sibuk membenahi diri mereka, dan pribadi yang memiliki respect yang luar biasa. Tolong.
232
Arr
RESPECT! [capslock : on]
Hollahoii O-Rangers...
How's your day?
Semoga di malem jumat ini as good as usual yaaa?
Biasanya, kalo gw udah nulis blog, artinya pikiran gw terusik-bahkan terganggu- dengan hal-hal yang umumnya sih gw alami sendiri dikeseharian gw. Nah kaya yang sekarang lagi gw rasain nih O-rangers. Ngga jauh-jauh sih temanya dari 'urus aje hidup lu sendiri'.. :)
Gw itu punya satu kepercayaan yang, yah, kalo bisa dibilang agak-agak aneh. Gw itu gampang banget keganggu dengan orang-orang yang ribet, too much take concern with my life, my problem and everything mine.
Gw itu gampang banget keganggu dengan hal-hal yang sifatnya ngacak-ngacak ranah pribadi orang atau ngelewatin 'police line' yang udah gw pasang didalam hidup gw.
Gw yakin ko setiap orang punya batas-nya masing-masing. Ada yang ketutup banget atau kebuka banget. Gw ngomong gini bukannya gw bukan orang yang ngga pengen tau urusan orang alias KEPO atau FUDUL ; gw suka -bahkan sering- penasaran dan pengen tau dengan urusan orang, BUT, selama ini, sejauh yang gw sadari, gw tetep menghormati privacy mereka karena GW JUGA PUNYA PRIVASI.
simpel kan?
Buat gw, hidup bersosialisasi dengan manusia lain itu simpel banget. Jangan pernah melewati batas orang lain yang SELALU TIDAK PERNAH terlihat karena gw pun PUNYA BATAS ITU. Sesimpel itu? iya.
Dan semua hal diatas related to kejadian gw hari ini.
Jejaring sosial Twitter kadang mengharuskan kita untuk ask permission to someone who wants to follow us ketika dia 'memutuskan' untuk berteman dengan kita.
Gw termasuk orang yang memprotect akun twitter gw dan kalau ada orang yang mau follow gw dia harus send follower request ke gw untuk gw accept.
Masalahnya adalah :
HARUS YA GW FOLLOW BALIK ORANG YANG MEMUTUSKAN UNTUK FOLLOW GW?
Buat gw, alasan gw protect akun twitter gw aja harusnya sih udah cukup jelas untuk menandakan bahwa gw ngga suka sembarang orang cari tau tentang hidup gw. Disamping kadang gunanya cuma buat ngabisin rasa penasaran, kadang ngga ada gunanya.
Kalau sampai sejauh tulisan ini lu melihat gw adalah orang yang sombong atau belagu ; it's your own problem not mine. Karena itu adalah persepsi lu terhadap gw. Buat gw ngga masalah. Haters itu ada sebagai penyeimbang supaya manusia sadar dia itu ngga akan pernah sempurna dan ngga akan pernah bisa memuaskan rasa haus dirinya akan pencitraan dan harapan orang lain. Standar lah ; Manusia tidak akan pernah puas.
Buat gw, menerima follower request dari seseorang itu mesti ada alasannya. Selain biasanya memang minimal pernah liat mukannya atau pernah berinteraksi dengan dia, ya memang didunia nyata gw kenal dan berteman atau memiliki hubungan dengan seseorang itu.
Terlepas dari itu, maaf, gw ngga ngejar target buat punya followers ribuan atau jutaan kok. Eksis amat.
Masih dalam definisi yang diambil dari kitab dalam otak gw, twitter itu fungsinya kurang lebih sama dengan SMS, atau aplikasi messeger lainnya yang secara mendasar fungsinya adalah membuat komunikasi. Bedanya, gw maunya komunikasi dengan orang yang gw kenal dan kenal gw. Masalah?
Bukan gw ngga mau menambah teman baru melalui akun twitter dan akun-akun lain di jejaring sosial... Tapi setelah gw perhatiin, ujung-ujungnya, cuma buat nambah follower doang kan? Saling mention ketika memang perlu memention. Ketika ngga, mantau timeline aja.
Masih banyak kok cara berteman yang lebih menyenangkan selain lewat 'random request' ke akun jejaring sosial orang. berkenalan secara langsung lebih enak. Bisa lebih tau gimana mukanya, gimana cara ngomongnya, kepribadiannya, dan lain-lainnya.
Menurut gw, ngga ada regulasi yang mengatur seseorang harus mem-follow balik orang yang dengan sadar mem-follow dia, begitu juga sebaliknya ; seseorang harus meminta orang yang secara sadar dia follow untuk mem-follow balik.
Basic-nya, perihal follow-memollow ini sih tergantung orangnya aja.. Ngga bisa dipaksain.. Santai aja, ngga usah ribet. Ngga mempengaruhi hidup kita secara signifikan juga kok dengan perihal ini.
Kalau soal orang yang membiarkan timeline bisa dibaca bebas oleh orang lain sih gw ngga mau tau. Itu kembali lagi kepada pilihan dan keputusan yang mereka ambil, terlepas dari alasan apapun yang mendasarinya. Lagian, itu urusannya dia bukan gue. :D
Jadi, pada intinya adalah....
Ya, hidup masing-masing aja lah. Hidupi kehidupan lu and i'll live mine. :)
Respect people...
Love,
Arr
How's your day?
Semoga di malem jumat ini as good as usual yaaa?
Biasanya, kalo gw udah nulis blog, artinya pikiran gw terusik-bahkan terganggu- dengan hal-hal yang umumnya sih gw alami sendiri dikeseharian gw. Nah kaya yang sekarang lagi gw rasain nih O-rangers. Ngga jauh-jauh sih temanya dari 'urus aje hidup lu sendiri'.. :)
Gw itu punya satu kepercayaan yang, yah, kalo bisa dibilang agak-agak aneh. Gw itu gampang banget keganggu dengan orang-orang yang ribet, too much take concern with my life, my problem and everything mine.
Gw itu gampang banget keganggu dengan hal-hal yang sifatnya ngacak-ngacak ranah pribadi orang atau ngelewatin 'police line' yang udah gw pasang didalam hidup gw.
Gw yakin ko setiap orang punya batas-nya masing-masing. Ada yang ketutup banget atau kebuka banget. Gw ngomong gini bukannya gw bukan orang yang ngga pengen tau urusan orang alias KEPO atau FUDUL ; gw suka -bahkan sering- penasaran dan pengen tau dengan urusan orang, BUT, selama ini, sejauh yang gw sadari, gw tetep menghormati privacy mereka karena GW JUGA PUNYA PRIVASI.
simpel kan?
Buat gw, hidup bersosialisasi dengan manusia lain itu simpel banget. Jangan pernah melewati batas orang lain yang SELALU TIDAK PERNAH terlihat karena gw pun PUNYA BATAS ITU. Sesimpel itu? iya.
Dan semua hal diatas related to kejadian gw hari ini.
Jejaring sosial Twitter kadang mengharuskan kita untuk ask permission to someone who wants to follow us ketika dia 'memutuskan' untuk berteman dengan kita.
Gw termasuk orang yang memprotect akun twitter gw dan kalau ada orang yang mau follow gw dia harus send follower request ke gw untuk gw accept.
Masalahnya adalah :
HARUS YA GW FOLLOW BALIK ORANG YANG MEMUTUSKAN UNTUK FOLLOW GW?
Buat gw, alasan gw protect akun twitter gw aja harusnya sih udah cukup jelas untuk menandakan bahwa gw ngga suka sembarang orang cari tau tentang hidup gw. Disamping kadang gunanya cuma buat ngabisin rasa penasaran, kadang ngga ada gunanya.
Kalau sampai sejauh tulisan ini lu melihat gw adalah orang yang sombong atau belagu ; it's your own problem not mine. Karena itu adalah persepsi lu terhadap gw. Buat gw ngga masalah. Haters itu ada sebagai penyeimbang supaya manusia sadar dia itu ngga akan pernah sempurna dan ngga akan pernah bisa memuaskan rasa haus dirinya akan pencitraan dan harapan orang lain. Standar lah ; Manusia tidak akan pernah puas.
Buat gw, menerima follower request dari seseorang itu mesti ada alasannya. Selain biasanya memang minimal pernah liat mukannya atau pernah berinteraksi dengan dia, ya memang didunia nyata gw kenal dan berteman atau memiliki hubungan dengan seseorang itu.
Terlepas dari itu, maaf, gw ngga ngejar target buat punya followers ribuan atau jutaan kok. Eksis amat.
Masih dalam definisi yang diambil dari kitab dalam otak gw, twitter itu fungsinya kurang lebih sama dengan SMS, atau aplikasi messeger lainnya yang secara mendasar fungsinya adalah membuat komunikasi. Bedanya, gw maunya komunikasi dengan orang yang gw kenal dan kenal gw. Masalah?
Bukan gw ngga mau menambah teman baru melalui akun twitter dan akun-akun lain di jejaring sosial... Tapi setelah gw perhatiin, ujung-ujungnya, cuma buat nambah follower doang kan? Saling mention ketika memang perlu memention. Ketika ngga, mantau timeline aja.
Masih banyak kok cara berteman yang lebih menyenangkan selain lewat 'random request' ke akun jejaring sosial orang. berkenalan secara langsung lebih enak. Bisa lebih tau gimana mukanya, gimana cara ngomongnya, kepribadiannya, dan lain-lainnya.
Menurut gw, ngga ada regulasi yang mengatur seseorang harus mem-follow balik orang yang dengan sadar mem-follow dia, begitu juga sebaliknya ; seseorang harus meminta orang yang secara sadar dia follow untuk mem-follow balik.
Basic-nya, perihal follow-memollow ini sih tergantung orangnya aja.. Ngga bisa dipaksain.. Santai aja, ngga usah ribet. Ngga mempengaruhi hidup kita secara signifikan juga kok dengan perihal ini.
Kalau soal orang yang membiarkan timeline bisa dibaca bebas oleh orang lain sih gw ngga mau tau. Itu kembali lagi kepada pilihan dan keputusan yang mereka ambil, terlepas dari alasan apapun yang mendasarinya. Lagian, itu urusannya dia bukan gue. :D
Jadi, pada intinya adalah....
Ya, hidup masing-masing aja lah. Hidupi kehidupan lu and i'll live mine. :)
Respect people...
Love,
Arr
22.2.12
Meracau
Aku belum lama menapaki jejak-jejak ranting beku yang ditinggalkan detik waktu pada dataran manis padang belenggu. Bahkan, untuk sekedar menari-menari membuat putaran pun ; rasanya bukan lagi hal yang teringin saya lakukan.
Menghujani malam dengan gemerlap tetesan air mata? Ah! cerita lama yang tak pernah tinggal diam ; mengikuti kemana angin kelabu membawa sisa bulir rasa pedih itu sedikit berputar -sebelum akhirnya singgah ditengah kesyahduan peraduan-
Tapi, jangan kau salahkan serat-serat darah yang menjadi batu didalam periuk kehidupkanku. Mereka-lah yang selalu menjadikan riuh rendahnya gelombang pelangi bersemayam menjadi dasar biang asa basi.
Teramat jingga. Sulam senyuman yang janggal disebelah rinai debu bermahkotakan gurauan batang padi bersenar.
Aku hanya ingin.
Meresapi lagi kemilau udara senja yang telah lama lari mengejar gadis impiannya ; Pagi.
Jakarta
2102
Arr
Menghujani malam dengan gemerlap tetesan air mata? Ah! cerita lama yang tak pernah tinggal diam ; mengikuti kemana angin kelabu membawa sisa bulir rasa pedih itu sedikit berputar -sebelum akhirnya singgah ditengah kesyahduan peraduan-
Tapi, jangan kau salahkan serat-serat darah yang menjadi batu didalam periuk kehidupkanku. Mereka-lah yang selalu menjadikan riuh rendahnya gelombang pelangi bersemayam menjadi dasar biang asa basi.
Teramat jingga. Sulam senyuman yang janggal disebelah rinai debu bermahkotakan gurauan batang padi bersenar.
Aku hanya ingin.
Meresapi lagi kemilau udara senja yang telah lama lari mengejar gadis impiannya ; Pagi.
Jakarta
2102
Arr
8.2.12
Why and How
Kehidupan tentang cinta emang ngga pernah bisa ketebak. Mau kita ngerasa udah expert dan jago dibidang cinta, percaya deh, kita ngga akan pernah tau surprise apa yang dikasih sama cinta buat kita. Kaya gue.
Cinta selalu aja ngasih surprise ke gue, seperti sekarang. Dia ngasih rasa yang ajaib banget buat gue. bukanlagi sebatas cinta.
kalau kata kahitna sih, cinta sudah lewat :)
banyak banget yang nanya sama gue kenapa gw bisa suka dan akhirnya memutuskan untuk pacaran dengan orang paling dingin, cool, nyeleneh, misterius sekantor dan hampir disangka homo gara-gara ngga pernah terlihat dan ngomongin cewe.
jawabannya cuma satu dan simpel.
jadi sebetulnya, bukan cuma dilandasi apa yang dnamakan cinta aja, tapi juga pemikiran tentang beberapa hal. gue ngga bilang kita cocok atau memiliki banyak kesamaan, cuma kita sepaham.
apa kamu paham :)
Arr
Cinta selalu aja ngasih surprise ke gue, seperti sekarang. Dia ngasih rasa yang ajaib banget buat gue. bukanlagi sebatas cinta.
kalau kata kahitna sih, cinta sudah lewat :)
banyak banget yang nanya sama gue kenapa gw bisa suka dan akhirnya memutuskan untuk pacaran dengan orang paling dingin, cool, nyeleneh, misterius sekantor dan hampir disangka homo gara-gara ngga pernah terlihat dan ngomongin cewe.
jawabannya cuma satu dan simpel.
gw sama dia sama-sama punya paham yang orang lain kadang ngga paham, sulit paham bahkan sampai menyebabkan salah paham. dengan kata lain ; kita sepaham
jadi sebetulnya, bukan cuma dilandasi apa yang dnamakan cinta aja, tapi juga pemikiran tentang beberapa hal. gue ngga bilang kita cocok atau memiliki banyak kesamaan, cuma kita sepaham.
apa kamu paham :)
Arr
7.2.12
Tuhan dan Konsep Ketuhanan
Tak usah mengerenyitkan dahi atau kaget dengan judul postingan saya hari ini. Awalnya, judul diatas juga membuat dahi saya mengerenyit dan memancing timbulkan tanda tanya yang sangat besar dalam benak saya.
“Tuhan dan Konsep Ketuhanan? Apa yang salah?”
Pertanyaan tadi sangat menggelitik benak saya. menstimulasi jaringan-jaringan yang ada di kepala saya. Dan pertanyaan yang sama juga ada dibenak kawan-kawan saya. Nampaknya, memang benar kita sudah akan mendekati akhir zaman. Akhir dimana manusia akan tunduk dan takluk pada sebuah hari kehancuran. Doom Day. Hari Kiamat.
Manusia semakin kurang ajar dengan pencipta-Nya. Mulai gusar dan mempertanyakan “Adakah Tuhan?” Jika ada yang menjawab ada, maka akan muncul pertanyaan kurang ajar berikutnya, “Dimana Tuhan?”. Mengapa saya mengatakan itu termasuk pertanyaan yang kurang ajar? Bayangkan saja, sudah sesempurna itu Tuhan menciptakan manusia dan makhluk hidup lain untuk manusia, tapi manusia kemudian congkak.
Hal alami, saya kira. Karena sekarang, manusia setara binatang. Liar dan bodoh.
Belum puas mendapat jawaban atas keberadaan Tuhan, manusia yang menyebut dirinya intelek itu menanyakan perwujudan Sang Pencipta sebagai sebuah pembuktian. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat menguap, mungkin kau bisa liat wujud embun. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat panas, mungkin kau bisa melihat matahari. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat tak terlihat, mungkin kau bisa merasakan angin.
Tapi perlukah kita mencari wujud dari Dzat yang menciptakan beningnya embun, panasnya matahari dan hebatnya angin?
Bisakah mereka, sang ilmuan juara menemukan formula untuk menciptakan setetes air dengan kandungan mineral SAMA dengan ciptaan Tuhan?
Mari bermain kata-kata.
Anda tahu cinta? Seperti apa bentuk cinta? Seperti apa wujud cinta? Bisakah anda menyebutkan seperti apa penggambaran cinta? Tidak, yah?
Anda pernah merasakan cinta? Bagaimana cinta membuat anda percaya dengan manusia lain? Bagaimana cinta membuat kebahagiaan? Pasti anda tahu jawabannya kan?
Tidak sesederhana cinta, Tuhan (saya rasa) jauh lebih megah. Jauh lebih indah. Jauh lebih maha. Maha diatas Maha. Tapi sama dengan cinta, Tuhan tidak memiliki wujud. Tapi bisakah kita meyakini Tuhan itu ada semudah kita meyakini cinta itu ada?
Sulit. Wajar.
Karena kita mengkonsepkan Tuhan itu serumit mengkonsepkan masa depan sebuah anak kecebong. Buat saya, Tuhan itu ada. Dimana? Disetiap bingkai gambar yang disimpan mata, disetiap jejak beku kaki perjalanan kehidupan, disetiap mikroliter darah yang menggenangi kepalaku.
(bagi saya) Tuhan itu nyata. Dan tidak butuh pembuktian.
Arr
“Tuhan dan Konsep Ketuhanan? Apa yang salah?”
Pertanyaan tadi sangat menggelitik benak saya. menstimulasi jaringan-jaringan yang ada di kepala saya. Dan pertanyaan yang sama juga ada dibenak kawan-kawan saya. Nampaknya, memang benar kita sudah akan mendekati akhir zaman. Akhir dimana manusia akan tunduk dan takluk pada sebuah hari kehancuran. Doom Day. Hari Kiamat.
Manusia semakin kurang ajar dengan pencipta-Nya. Mulai gusar dan mempertanyakan “Adakah Tuhan?” Jika ada yang menjawab ada, maka akan muncul pertanyaan kurang ajar berikutnya, “Dimana Tuhan?”. Mengapa saya mengatakan itu termasuk pertanyaan yang kurang ajar? Bayangkan saja, sudah sesempurna itu Tuhan menciptakan manusia dan makhluk hidup lain untuk manusia, tapi manusia kemudian congkak.
Hal alami, saya kira. Karena sekarang, manusia setara binatang. Liar dan bodoh.
Belum puas mendapat jawaban atas keberadaan Tuhan, manusia yang menyebut dirinya intelek itu menanyakan perwujudan Sang Pencipta sebagai sebuah pembuktian. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat menguap, mungkin kau bisa liat wujud embun. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat panas, mungkin kau bisa melihat matahari. Jika Tuhan adalah zat yang memiliki sifat tak terlihat, mungkin kau bisa merasakan angin.
Tapi perlukah kita mencari wujud dari Dzat yang menciptakan beningnya embun, panasnya matahari dan hebatnya angin?
Bisakah mereka, sang ilmuan juara menemukan formula untuk menciptakan setetes air dengan kandungan mineral SAMA dengan ciptaan Tuhan?
Mari bermain kata-kata.
Anda tahu cinta? Seperti apa bentuk cinta? Seperti apa wujud cinta? Bisakah anda menyebutkan seperti apa penggambaran cinta? Tidak, yah?
Anda pernah merasakan cinta? Bagaimana cinta membuat anda percaya dengan manusia lain? Bagaimana cinta membuat kebahagiaan? Pasti anda tahu jawabannya kan?
Tidak sesederhana cinta, Tuhan (saya rasa) jauh lebih megah. Jauh lebih indah. Jauh lebih maha. Maha diatas Maha. Tapi sama dengan cinta, Tuhan tidak memiliki wujud. Tapi bisakah kita meyakini Tuhan itu ada semudah kita meyakini cinta itu ada?
Sulit. Wajar.
Karena kita mengkonsepkan Tuhan itu serumit mengkonsepkan masa depan sebuah anak kecebong. Buat saya, Tuhan itu ada. Dimana? Disetiap bingkai gambar yang disimpan mata, disetiap jejak beku kaki perjalanan kehidupan, disetiap mikroliter darah yang menggenangi kepalaku.
(bagi saya) Tuhan itu nyata. Dan tidak butuh pembuktian.
Arr
Klakson dan Management Qalbu
Hollahoii O-Rangers!!
How's your day? Semoga hari senin ini ngga ada unsur bad atau hate-nya yaaa :)
Hari senin gw dimulai dengan rapih-rapih pindah tempat duduk dikantor.. Tadinya, tempat duduk gw udah pewe banget! Deket jendela. But, karena satu dan lain hal, juga demi kepentingan khalayak ramai, gw terpaksa pindah. But, siapa tau ditempat duduk yang sekarang ini bakalan lebih pw? Ya ngga?
Aniwei, hari ini gw mau sedikit cerita soal pengalaman pribadi gw yang sedikit banyak dibumbui oleh beberapa pemikiran dangkal dan super absurd.
So, let's press the scroll down.
Sudah hampir 5 tahun gw tumbuh dan berkembang biak di ibukota Jakarta yang kalo kata Muse mah, udah kaya supermasive black hole. Dari mulai gw yang ngga tau apa-apa soal angkutan kota, sampai yang gw selalu bilang "Gw tuh ngga suka Jakarta!" sambil tetep nyari kerjaan disana. Hehehe..
But satu hal yang sepertinya selalu sukses membuat gw kehilangan mood adalah ketidaksabaran orang-orang yang hidup di Jakarta. Gw ngga bilang orang jakarta asli loh, bukan juga gw bilang orang manapun. Maksud gw adalah semua orang yang hidup, mencari kehidupan, menghidupi dan menghidupkan Jakarta. termasuk gw sepertinya.
Entah karena budaya yang lambat laun tercipta atau memang setiap individu membawa arogansinya sendiri ketika sedang melakukan aktifitas di Jakarta ini. Sampai sekarang pun gw masih penasaran, sebetulnya, apa yang menjadikan orang-orang itu begitu 'brutal'?!
Sekarang, jika gw berhenti di belakang garis putih dilampu merah, tanpa harus melihat ke arah traffic light, gw bisa tau kapan lampu merah berubah menjadi hijau. Gimana bisa? Mudah saja.
Ketika lampu merah (apalagi kalau ada time counter-nya) akan berubah menjadi hijau, pada saat dia berpindah sebentar ke lampu kuning, orang-orang akan dengan serentak membunyikan klakson mereka. Itu tandanya sudah -akan- hijau, atau kita harus jalan.
Tapi jangan salah, kadang, ketika lampu masih merah dan hitungan di time counter-nya masih 5 second lagi, banyak juga yang sudah mengambil inisiatif untuk memencet klakson mereka. Oh, mungkin, mengingatkan gw untuk segera bersiap jalan.
Kalau untuk dua urusan diatas sih, masih bisa dijejali ke otak gue. Tapi kalo untuk urusan yang satu ini, agaknya sih otak mereka yang harus gue jejali.
Bukan baru satu kali gue alami kejadian absurd ketika lampu merah masih menyala. Seperti biasa, gw suka meregangkan tangan gw yang pegel gara-gara mencet kopling. Tiba-tiba dari belakang ada mobil dan motor yang dengan intensifnya ngelaksonin gw. Sebelum gw nengok, gw ngecek dulu keberadaan gw. Gw cek lampu merah, masih 30 detikan lagi. Gw cek posisi gue, ngga ngalangin orang yang mau belok kiri, terus gw cek lagi, gw masih dibelakang garis putih ko. Terus kenapa mereka ngelaksonin gw yah?
Karena mereka masih ngelaksonin gw, gw nengok dan bilang 'kenapa?' dari balik helm gw. Ngga kedengeran sih kayanya, cuma gesture kepala gw dimengerti oleh mereka. Kemudian, sambil sedikit tinggi nada bicaranya, salah seorang pengendara tersebut bilang "Maju dong lu!".
Lah, maju kemane?
Karena gw belum ada hak untuk maju, maka gw diem aja. Tapi mereka tetep ngelaksonin gw. Kuping gw sebetulnya masih sanggup denger suara knalpot bobokan yang suaranya berdesibel-desibel lebih nyaring, tapi kalo terus-terusan gini, gerah juga yah. Akhirnya, gw maju sedikit dan membiarkan motor berisik itu maju kesebelah gw. Gw pikir, dia emang mau berenti sejajar dengan gw, tapi ternyata, dia mau nerobos lampu merah toh.....
Jadi, kesimpulan selama kurang lebih 15 detik dia terus menerus ngelaksonin gw sambil sedikit ngomong kasar itu untuk nerobos lampu merah... Mudah-mudahan dia sempet introspeksi diri sebelum tiba-tiba kendaraan lain khilaf untuk ngerem yah...
Yang ingin gw tanyakan adalah "Apa fungsi klakson -Anda-?"
Buat gue, klakson itu ngga terlalu penting-penting amat sih keberadaannya. Paling cuma buat tanda -kalo gw udah dirumah, tolong bukain pagernya- doang.
Kalau Anda, sudah menggunakan klakson untuk apa aja?
Kalo bokap gw, selalu mencet klakson dimanapun kapanpun ketika ada apapun yang menghalangi jalan dia. Gw sih beberapa kali berantem sama dia soal kebiasaannya itu. Bukan soal dia ngelaksonin apa atau siapa, tapi lebih kepada BERISIK.
Kebayang kan setiap ada yang menghalangi jalan dia terus dia klaksonin?
Kalo nyokap gw, selalu nyuruh mencet klakson ketika gw nyetir mobil, dan ada motor yang jalannya persis didepan lampu kiri gw. Atau, ketika gw mau nyusul mobil atau motor.
Gw sih seringkali ngga ngelakson. Bukan karena ngga pengen mereka aware, tapi lebih kepada NYUSUL AJA RIBET AMAT.
Begini,
Menurut gw, penggunaan klakson itu seharusnya untuk hal-hal yang penting dan urgent aja. Ngga semua hal harus diklaksonin.
Apalagi yang berhubungan dengan arogansi dan sifat memiliki yang terlalu berlebihan kepada jalanan.
Ketika Anda membunyikan klakson karena orang didepan Anda menghalangi jalan Anda, memang, ada aturan atau fatwa yang tertulis menyangkut ketidakbolehan seseorang atau sesuatu menghalangi jalan Anda?
Alasan apa yang mendasari Anda memiliki kesombongan untuk menyuruh orang didepan Anda menyingkir dari hadapan Anda, agar Anda dapat bergerak bebas?
Jika kemudian dalih Anda "Lagian motor jalan ditengah" atau "Lama amat sih jalannya, buru-buru nih!" siapa yang harus disalahkan dan bertanggung jawab atas keadaan mereka?
Jalan raya yang ukuran lebarnya sudah segitu harus rela Anda bagi dengan puluhan orang pada saat yang bersamaan. Itu sih, ngga perlu saya jelaskan dapat darimana teorinya. Ketika Anda memutuskan untuk membeli sebuah kendaraan apapun jenisnya, Anda harus siap berbagi jalan dengan jutaan warga yang juga memiliki kepentingan seperti Anda.
Tidak ada aturan yang tertulis bahwa mobil berhak mengklakson motor, motor berhak menyingkirkan sepeda atau tukang jualan yang memakai roda, dan sepeda berhak mengambil langkah pejalan kaki.
Semua punya hak yang sama ketika sudah turun ke jalan.
Tidak ingin mengantre dalam kemacetan yang sudah bisa dijadwalkan layaknya kereta api? Silahkan hubungi petugas keamanan yang memiliki motor ber-cc besar, memakai lampu strobo, dan biasa parkir dibawah flyover, deket lampu merah, belokan putar balik, bahkan dibalik semak-semak.
Mungkin Anda bisa memiliki kesempatan untuk berjalan tanpa hambatan.
Bagi gw yang hanya warga menumpang diJakarta, perilaku memencet klakson seagresif menginjak gas adalah perilaku yang cukup membuat emosi. Sampai gw mencari apa sebetulnya hal mendasar yang membuat mereka melakukan hal tersebut? Mungkin jawabannya adalah Sabar.
Memencet klakson ketika lampu masih merah ; tidak sabar menanti lampu hijau dan gemas melihat jalan didepannya kosong. Dia mungkin lupa, disaat lampu kita merah, lampu lain berwarna hijau...
Memencet klakson ketika ada sesuatu yang menghalangi didepan ; tidak sabar dalam perjalanan dan merasa dia memiliki hak lebih untuk jalan duluan. Dia mungkin tidak sadar akan berjalan zig-zag membelah arus demi menemukan kelancaran...
Memencet klakson ketika seseorang dengan tidak sengaja atau sengaja menyalip anda dijarak yang sangat dekat ; refleks umum yang dicampur sedikit rasa kaget dan shock. Karena mungkin kurang sabar menjaga emosi, kemudian memencet klakson sangat paaanjaaang dan laaaamaaaa. Dia mungkin shock dan syarafnya sedikit konslet sehingga lupa mengangkat jempol dari tombol klakson yang mungkin juga konslet....
Memencet klakson ketika tidak ada apapun yang harus diklaksonin ; agaknya, Anda sudah harus pergi berlibur ke alaska dan merendamkan kepala Anda pada gletser yang tengah mencair.
Kongklusi dari curhat gw diatas adalah, pergunakan-lah klakson Anda yang kadang bunyinya seperti sapi mau beranak dengan sebaik mungkin. Karena seperti genre musik, ngga semua orang suka yang bising.
Nooot..not...nooott...not!
Arr
How's your day? Semoga hari senin ini ngga ada unsur bad atau hate-nya yaaa :)
Hari senin gw dimulai dengan rapih-rapih pindah tempat duduk dikantor.. Tadinya, tempat duduk gw udah pewe banget! Deket jendela. But, karena satu dan lain hal, juga demi kepentingan khalayak ramai, gw terpaksa pindah. But, siapa tau ditempat duduk yang sekarang ini bakalan lebih pw? Ya ngga?
Aniwei, hari ini gw mau sedikit cerita soal pengalaman pribadi gw yang sedikit banyak dibumbui oleh beberapa pemikiran dangkal dan super absurd.
So, let's press the scroll down.
Sudah hampir 5 tahun gw tumbuh dan berkembang biak di ibukota Jakarta yang kalo kata Muse mah, udah kaya supermasive black hole. Dari mulai gw yang ngga tau apa-apa soal angkutan kota, sampai yang gw selalu bilang "Gw tuh ngga suka Jakarta!" sambil tetep nyari kerjaan disana. Hehehe..
But satu hal yang sepertinya selalu sukses membuat gw kehilangan mood adalah ketidaksabaran orang-orang yang hidup di Jakarta. Gw ngga bilang orang jakarta asli loh, bukan juga gw bilang orang manapun. Maksud gw adalah semua orang yang hidup, mencari kehidupan, menghidupi dan menghidupkan Jakarta. termasuk gw sepertinya.
Entah karena budaya yang lambat laun tercipta atau memang setiap individu membawa arogansinya sendiri ketika sedang melakukan aktifitas di Jakarta ini. Sampai sekarang pun gw masih penasaran, sebetulnya, apa yang menjadikan orang-orang itu begitu 'brutal'?!
Sekarang, jika gw berhenti di belakang garis putih dilampu merah, tanpa harus melihat ke arah traffic light, gw bisa tau kapan lampu merah berubah menjadi hijau. Gimana bisa? Mudah saja.
Ketika lampu merah (apalagi kalau ada time counter-nya) akan berubah menjadi hijau, pada saat dia berpindah sebentar ke lampu kuning, orang-orang akan dengan serentak membunyikan klakson mereka. Itu tandanya sudah -akan- hijau, atau kita harus jalan.
Tapi jangan salah, kadang, ketika lampu masih merah dan hitungan di time counter-nya masih 5 second lagi, banyak juga yang sudah mengambil inisiatif untuk memencet klakson mereka. Oh, mungkin, mengingatkan gw untuk segera bersiap jalan.
Kalau untuk dua urusan diatas sih, masih bisa dijejali ke otak gue. Tapi kalo untuk urusan yang satu ini, agaknya sih otak mereka yang harus gue jejali.
Bukan baru satu kali gue alami kejadian absurd ketika lampu merah masih menyala. Seperti biasa, gw suka meregangkan tangan gw yang pegel gara-gara mencet kopling. Tiba-tiba dari belakang ada mobil dan motor yang dengan intensifnya ngelaksonin gw. Sebelum gw nengok, gw ngecek dulu keberadaan gw. Gw cek lampu merah, masih 30 detikan lagi. Gw cek posisi gue, ngga ngalangin orang yang mau belok kiri, terus gw cek lagi, gw masih dibelakang garis putih ko. Terus kenapa mereka ngelaksonin gw yah?
Karena mereka masih ngelaksonin gw, gw nengok dan bilang 'kenapa?' dari balik helm gw. Ngga kedengeran sih kayanya, cuma gesture kepala gw dimengerti oleh mereka. Kemudian, sambil sedikit tinggi nada bicaranya, salah seorang pengendara tersebut bilang "Maju dong lu!".
Lah, maju kemane?
Karena gw belum ada hak untuk maju, maka gw diem aja. Tapi mereka tetep ngelaksonin gw. Kuping gw sebetulnya masih sanggup denger suara knalpot bobokan yang suaranya berdesibel-desibel lebih nyaring, tapi kalo terus-terusan gini, gerah juga yah. Akhirnya, gw maju sedikit dan membiarkan motor berisik itu maju kesebelah gw. Gw pikir, dia emang mau berenti sejajar dengan gw, tapi ternyata, dia mau nerobos lampu merah toh.....
Jadi, kesimpulan selama kurang lebih 15 detik dia terus menerus ngelaksonin gw sambil sedikit ngomong kasar itu untuk nerobos lampu merah... Mudah-mudahan dia sempet introspeksi diri sebelum tiba-tiba kendaraan lain khilaf untuk ngerem yah...
Yang ingin gw tanyakan adalah "Apa fungsi klakson -Anda-?"
Buat gue, klakson itu ngga terlalu penting-penting amat sih keberadaannya. Paling cuma buat tanda -kalo gw udah dirumah, tolong bukain pagernya- doang.
Kalau Anda, sudah menggunakan klakson untuk apa aja?
Kalo bokap gw, selalu mencet klakson dimanapun kapanpun ketika ada apapun yang menghalangi jalan dia. Gw sih beberapa kali berantem sama dia soal kebiasaannya itu. Bukan soal dia ngelaksonin apa atau siapa, tapi lebih kepada BERISIK.
Kebayang kan setiap ada yang menghalangi jalan dia terus dia klaksonin?
Kalo nyokap gw, selalu nyuruh mencet klakson ketika gw nyetir mobil, dan ada motor yang jalannya persis didepan lampu kiri gw. Atau, ketika gw mau nyusul mobil atau motor.
Gw sih seringkali ngga ngelakson. Bukan karena ngga pengen mereka aware, tapi lebih kepada NYUSUL AJA RIBET AMAT.
Begini,
Menurut gw, penggunaan klakson itu seharusnya untuk hal-hal yang penting dan urgent aja. Ngga semua hal harus diklaksonin.
Apalagi yang berhubungan dengan arogansi dan sifat memiliki yang terlalu berlebihan kepada jalanan.
Ketika Anda membunyikan klakson karena orang didepan Anda menghalangi jalan Anda, memang, ada aturan atau fatwa yang tertulis menyangkut ketidakbolehan seseorang atau sesuatu menghalangi jalan Anda?
Alasan apa yang mendasari Anda memiliki kesombongan untuk menyuruh orang didepan Anda menyingkir dari hadapan Anda, agar Anda dapat bergerak bebas?
Jika kemudian dalih Anda "Lagian motor jalan ditengah" atau "Lama amat sih jalannya, buru-buru nih!" siapa yang harus disalahkan dan bertanggung jawab atas keadaan mereka?
Jalan raya yang ukuran lebarnya sudah segitu harus rela Anda bagi dengan puluhan orang pada saat yang bersamaan. Itu sih, ngga perlu saya jelaskan dapat darimana teorinya. Ketika Anda memutuskan untuk membeli sebuah kendaraan apapun jenisnya, Anda harus siap berbagi jalan dengan jutaan warga yang juga memiliki kepentingan seperti Anda.
Tidak ada aturan yang tertulis bahwa mobil berhak mengklakson motor, motor berhak menyingkirkan sepeda atau tukang jualan yang memakai roda, dan sepeda berhak mengambil langkah pejalan kaki.
Semua punya hak yang sama ketika sudah turun ke jalan.
Tidak ingin mengantre dalam kemacetan yang sudah bisa dijadwalkan layaknya kereta api? Silahkan hubungi petugas keamanan yang memiliki motor ber-cc besar, memakai lampu strobo, dan biasa parkir dibawah flyover, deket lampu merah, belokan putar balik, bahkan dibalik semak-semak.
Mungkin Anda bisa memiliki kesempatan untuk berjalan tanpa hambatan.
Bagi gw yang hanya warga menumpang diJakarta, perilaku memencet klakson seagresif menginjak gas adalah perilaku yang cukup membuat emosi. Sampai gw mencari apa sebetulnya hal mendasar yang membuat mereka melakukan hal tersebut? Mungkin jawabannya adalah Sabar.
Memencet klakson ketika lampu masih merah ; tidak sabar menanti lampu hijau dan gemas melihat jalan didepannya kosong. Dia mungkin lupa, disaat lampu kita merah, lampu lain berwarna hijau...
Memencet klakson ketika ada sesuatu yang menghalangi didepan ; tidak sabar dalam perjalanan dan merasa dia memiliki hak lebih untuk jalan duluan. Dia mungkin tidak sadar akan berjalan zig-zag membelah arus demi menemukan kelancaran...
Memencet klakson ketika seseorang dengan tidak sengaja atau sengaja menyalip anda dijarak yang sangat dekat ; refleks umum yang dicampur sedikit rasa kaget dan shock. Karena mungkin kurang sabar menjaga emosi, kemudian memencet klakson sangat paaanjaaang dan laaaamaaaa. Dia mungkin shock dan syarafnya sedikit konslet sehingga lupa mengangkat jempol dari tombol klakson yang mungkin juga konslet....
Memencet klakson ketika tidak ada apapun yang harus diklaksonin ; agaknya, Anda sudah harus pergi berlibur ke alaska dan merendamkan kepala Anda pada gletser yang tengah mencair.
Kongklusi dari curhat gw diatas adalah, pergunakan-lah klakson Anda yang kadang bunyinya seperti sapi mau beranak dengan sebaik mungkin. Karena seperti genre musik, ngga semua orang suka yang bising.
Nooot..not...nooott...not!
Arr
3.2.12
Pada Ujung Jari
aku banyak melihat mentari datang tergopoh-gopoh karena malamnya dengan sang rembulan terlalu indah untuk tenggelam.
pernah juga melirik angin yang terseok-seok menguntai jalinan air hujan yang urung mereda.
aku juga pernah memilin hati yang entah sudah berapa kali terburai bersama masa.
bukan cuma tentang cinta, tetapi juga senja.
hampir tak bisa kutemukan jalanan basah tanpa debu dibalik rindangnya kemilau lentera pagi ini.
bersemayam dalam mimpi, satu pujian pada sesosok kata yang tak berhati
aku bergulat dengan perih, menyelimuti asa dengan duka.
dan luka ini, tidak pernah sirnah
perjalanan tentang waktu yang tak memiliki peta membawa aku pada bualan asap yang dulu sangsi tuk singgah.
kini ia membeku, menjadi serpihan kosong yang terpagut pada bayang-bayang tirai masa lalu.
tapi aku berhenti.
menyimpan gelora yang basi dalam cangkir merah yang berdebu.
meluapkan sisi temaram yang tertanam didalam rongga keramik tua
dan kembali terlelap.
jangan bangunkan aku, aku telah terjaga.
Arr
1.2.12
Respect, Rules and Randomness
hollahoiii O-Rangers...
Sebenernya udah lama banget gw pengen nulis tentang ini tapi keburu lupa melulu. Hahaha. Biasa lah, gw emang cepet inget gampang lupa. :D
Baydewey, topik ini sebetulnya udah lama juga jadi bahan 'riset' gw dengan diri gw dan lingkungan gw.. So, here it is.
Menurut bang gugel, arti respect in english adalah
esteem for or a sense of the worth or excellence of a person, a personal quality or ability, or something considered as a manifestation of a personal quality or ability
atau juga artinya bisa
deference to a right, privilege, privileged position, or someone or something considered to have certain rights or privileges; proper acceptance or courtesy;
Kalo dibahasa indonesia-in, respect itu adalah
saling menghormati
Sesimpel itu? Iya.
Buat gw, respect itu malah lebih simple lagi. Ngga usah ngurusin urusan orang lain. Simple kan? :D
Gini loh O-Rangers,
Studi kasus gw berawal dari sekelompok manusia yang menamakan dirinya komunitas, yang bergerak secara solidaritas dan kadang suka sedikit lupa moralitas.
Gue disini memang tidak memiliki kapabilitas untuk membicarakan apa itu moralitas, tapi, bukankah kita semua sudah tau apa itu moral dan moralitas?
Terlepas dari moralitas, gue disini mau ngebahas soal kecenderungan manusia yang sepertinya sudah mendarah daging dan beranak pinak ; ngga ngaca.
Kenapa gw bilang ngga ngaca adalah kecenderungan manusia yang sudah mendarah daging? karena kadang manusia melakukan sesuatu itu tanpa berpikir panjang atau berpikir bagaimana sesuatu itu bisa berdampak bagi orang lain.
Seperti sebuah aksi bernama KAMPANYE. Bukan, bukan kampanye capres yang mau gw omongin, tetapi kampanye tentang isu atau masalah tertentu.
Ketika anda memutuskan untuk peduli dan concern terhadap suatu isu (apapun itu), cobalah untuk tidak mengeneralisasikan semua orang melakukan hal yang sama. It's easier when you put some RESPECT on your CAMPAIGN. Karena, siapa yang bisa menentukan bahwa Anda benar dan Mereka salah?. Just spread your CAMPAIGN with HEART. Karena Anda, Kamu, Saya, Dia, dan Mereka (masih menjadi) Manusia.
Yap, quote tadi ditulis sendiri oleh si gue berdasarkan rasa eneg gw tentang ketiadaaannya rasa saling menghormati, menghargai dan mencintai antar umat manusia. Manusia (mungkin termasuk gw) akan cenderung menyalahkan orang lain yang melanggar suatu aturan yang dipercaya oleh sekelompok aksi, gerakan, atau komunitas. Manusiawi sih ketika dia berbuat salah, kemudian kita menegurnya. Tapi, entah mengapa, atau mungkin karena merasa punya banyak kekuatan, cara menegurnya tidak pernah BIASA.
Tolong jangan menuduh, menunjuk mereka dengan tangan anda, menghakimi seolah-olah Andalah sang hakim abadi. Ingat tidak bahwa kalian juga manusia?
Gw, jujur, paling ngga suka sama sekelompok komunitas atau apapun itu yang bergabung membentuk suatu kelompok, ketika menemukan orang lain yang tidak sepaham, kemudian menjadi arogan dan membabi buta menyalahkan orang tersebut.
Siapa elu berani bilang orang itu salah atau ngga?
Bukan gue sok-sok-an idealis atau sok suci. Gw pun kadang suka ngejudge orang lain salah atau benar. Tetapi apakah kemudian gw mengeneralisasikannya? Ngga.
Banyak hal sebetulnya yang berhubungan dengan respect. Buat gue, respect itu lebih kepada menghargai apa yang dia atau mereka percaya tanpa berusaha mengusik, mengubah, apalagi menjudge salah atau benar. Jika dia atau mereka melakukan pelanggaran atau tidak sepaham dengan kita, kita bisa memberi tahu apa yang KITA ANGGAP benar dan tetap mendengarkan apa yang MEREKA ANGGAP benar.
Perbedaan itu biasa, dinamika namanya.
Tapi kalau sudah berhubungan dengan suatu idealisme, paham, konsep, prinsip, dan kepercayaan, lebih baik berhati-hati. Nampaknya memang sengaja diciptakan perbedaan untuk itu.
Mungkin pemikiran gw rada nyeleneh atau gila. Tapi bagi gue, pasti selalu ada cara yang baik, positif, berkelas dan mudah-mudahan ngga ada yang tersakiti untuk menegur seseorang jika dia berbuat salah atau paham yang dia percaya sepertinya menyimpang. Bukan berarti gw membebaskan orang lain salah tanpa membetulkannya, tapi lebih kepada
Hidup lu, hidup lu ; Hidup gw ya hidup gw. Perihal lu membagi hidup lu dengan gw dan orang lain, itu urusan lu.
Kita emang makhluk sosial, tetapi jangan pernah lupa bahwa ngga semua hidup kita perlu disosialisasikan. Sebagai seorang makhluk sosial, keinginan untuk membantu orang lain yang ada dalam kesusahan agaknya sudah menjadi naluri manusia, tapi selalulah ingat bahwa care dan mencampuri urusan orang lain hanya berbeda dari seberapa dalam kita 'masuk' kedalam masalah tersebut.
Gue pun sedang berlatih untuk memilah dan memilih mana yang harus gw bagikan keseluruh dunia, mana yang harus gw simpan. Mana yang merupakan pengumuman, mana yang ternyata sebuah rahasia. Belajar respect dengan kepentingan orang lain subjeknya.
Buat gue, agaknya lebih nyaman jika gue 'memberi contoh' tentang sesuatu yang sepertinya benar, daripada menunjuk, memaki, dan berteriak-teriak bahwa itu salah sambil tidak melakukan tindakan apapun.
simplenya, jika sesuatu dirasa salah, maka pertanyaan berikutnya adalah "Apa Solusinya?"
Aturan dibuat bukan untuk mengekang kebebasan hak seseorang bermain-main didunia, melainkan menjadi kontrol nurani kita sebagai seorang manusia. Adanya pelaggaran bukan hanya karena lemahnya ranah hukum saja, tetapi juga lengahnya aparat kita menindaklanjuti, luruhnya moralitas pribadi kita dan luluhnya hati kita pada keadaan yang 'memang sudah begini dari dulu'.
Harusnya, eh, Idealnya,
Sanksi sosial yang diterima oleh pelaku pelanggaran sudah sepatutnya lebih mujarab dibandingan hukuman denda dan kurungan jeruji besi. Tetapi, lingkungan sosial juga lama kelamaan mengaminin apa yang dilakukan oleh pelanggar tersebut.
Yah itulah sebetulnya yang menjadi masalah. Hehehe.
Sekali lagi, memang bukan kapasitas gw untuk ngomong soal aturan, hukum, atau blaem-blaem lainya. Just sharing aja karena gw sudah terlalu muak. *lebay*..
So, all you have to do just draw your own boundaries, know your limits, and respect each other no matter they are ; cause as long as a know, RESPECT DOESN'T HAVE ANY GENDER.
Piss lop en gaul.
Arr
27.1.12
Perception
Hello O-Rangers
Beberapa hari yang lalu gw ngereblog tumblr dengan membabi buta. Seru banget sih. Seperti biasa, gw lebih banyak nge re-blog quote-quote keren dan inspiratif (baca : gw banget).
Entah kenapa, gw banyak banget nemu kata-kata “Judge”, “Criticize” atau hal lain yang sejenis dengan arti kata itu.
Banyak banget berarti yah orang yang ngga mau dijudge atas apa yang dilakukan no matter its right or not, ngga mau dikritik atas apa yang sudah dicapainya, apakah memuaskan atau tidak, dan ngga mau lain-lainnya. Mungkin kalo dibikin simple, ngga mau dengerin orang lain?!.
Buat gw, ada tiga fase dalam mengenal pribadi seseorang.
Fase pertama adalah Persepsi. Buat gw, persepsi adalah pandangan lo terhadap orang lain yang tidak pernah terlibat interaksi dalam bentuk apapun dengan lu, baik fisik maupun mental. Difase ini, orang menggunakan hak asasinya untuk berpendapat dan menilai orang lain berdasarkan apa yang pernah ia lihat dan pernah ia rasakan.
Kekuatan persepsi? Massive.
Kenapa? Karena kebiasaan manusia yang suka membagi hal-hal yang sifatnya belum akurat, mouth by mouth. Dan mulut itu adalah perantara paling juara dalam kancah perkomunikasian.
Gw sendiri lebih banyak menggunakan pandangan persepsi gw untuk bahan monolog gw sendiri. Ya, emang kadang2 suka keceplosan juga sih buat sembarangan mandang orang. Persepsi terhadap seseorang buat gw, lebih kepada ‘love at the first sight’. Kalo menyenangkan akan dilanjutkan, kalau cukup menyenangkan coba dilanjutkan, kalau tidak menyenangkan, leave it all behind.
Tahap kedua adalah Perspektif. Ditahap ini kita udah melakukan interaksi tingkat lumayan dengan orang yang akan kita nilai. Buat gw, ditahap ini rasanya lebih objektif kalo lu mau memutuskan untuk menilai seseorang apakah dia sudah baik atau belum (walaupun kayanya ngga ada yang berhak untuk itu sih…).
Efek dari Perspektif? Deep.
Biasanya penilaian orang-orang yang ada dilingkungan perspektif berakibat kepada diri sendiri. Maksudnya adalah, penilaian orang-orang tersebut akan sedikit kita pertimbangkan untuk kelangsungan hidup kita. Biasanya kita akan lebih percaya dengan orang-orang dilingkungan perspektif, karena mereka sudah ‘mengenal’ kita.
Gw sendiri punya beberapa orang dilingkungan perspektif yang kadang beberapa pendapatnya gw gunakan untuk memperbaiki hidup gw. Di lingkungan ini, orang-orang yang menilai gw cukup objektif, walaupun kadang masih nilai dengan semena-mena.
Yang terakhir adalah lingkungan Persuatif.
Ditahap ini orang-orang saling mengenal luar dan dalam secara baik dan paham. Orang-orang yang ada dilingkungan ini menilai orang lain didasari oleh pengalaman mereka berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang dengan orang tersebut.
Biasanya, penilaian yang mereka bentuk adalah hasil evaluasi dari penilaian sebelumnya. Misalkan, pada tahap Persepsi si A menilai si B itu pemalas. Kemudian di tahap Perspektif si A mengubah penilaian dia dengan menilai si B itu bukan malas tetapi tidak memiliki inisiatif. Dan setelah melakukan interaksi yang lama dan intens, akhirnya si A menyimpulkan bahwa si B itu ternyata pemalu.
Efek dari Persuatif? Depth
Karena dalamnya hubungan atau ikatan yang terjalin antara mereka, maka efek dari penilaian Persuatif itu sangat dalam alias bisa merubah suatu sifat bahkan sampai melukai dan berbekas sampai mati.
Orang-orang yang ada dilingkungan persuatif gw ngga begitu banyak. Paling keluarga dan orang-orang yang mengenal baik gw -bisa disebut sahabat- sejak lama. Biasanya, gw meminta penilaian mereka untuk suatu hal yang ketika orang lain menilai dirasa tidak puas untuk gw. Walaupun demikian, gw ngga begitu sering meminta mereka meniai sesuatu ko. Tanpa diminta pun mereka juga sudah memiliki penilaian mereka sendiri.
Last but not least,
Dalam tahapan apapun kita ngga bisa semena-mena menilai orang lain. Selain dampak sosial yang bisa berantakan, dampak psikologis bagi yang dinilai pun akan ikut terpengaruh. Baiknya sih, kalo memang ngga begitu kenal atau ngga tau apa-apa, jangan gampang untuk menjudge.
Toh, ngga ada yang mau dijudge kan?
Love,
Arr
Beberapa hari yang lalu gw ngereblog tumblr dengan membabi buta. Seru banget sih. Seperti biasa, gw lebih banyak nge re-blog quote-quote keren dan inspiratif (baca : gw banget).
Entah kenapa, gw banyak banget nemu kata-kata “Judge”, “Criticize” atau hal lain yang sejenis dengan arti kata itu.
Banyak banget berarti yah orang yang ngga mau dijudge atas apa yang dilakukan no matter its right or not, ngga mau dikritik atas apa yang sudah dicapainya, apakah memuaskan atau tidak, dan ngga mau lain-lainnya. Mungkin kalo dibikin simple, ngga mau dengerin orang lain?!.
Buat gw, ada tiga fase dalam mengenal pribadi seseorang.
Fase pertama adalah Persepsi. Buat gw, persepsi adalah pandangan lo terhadap orang lain yang tidak pernah terlibat interaksi dalam bentuk apapun dengan lu, baik fisik maupun mental. Difase ini, orang menggunakan hak asasinya untuk berpendapat dan menilai orang lain berdasarkan apa yang pernah ia lihat dan pernah ia rasakan.
Kekuatan persepsi? Massive.
Kenapa? Karena kebiasaan manusia yang suka membagi hal-hal yang sifatnya belum akurat, mouth by mouth. Dan mulut itu adalah perantara paling juara dalam kancah perkomunikasian.
Gw sendiri lebih banyak menggunakan pandangan persepsi gw untuk bahan monolog gw sendiri. Ya, emang kadang2 suka keceplosan juga sih buat sembarangan mandang orang. Persepsi terhadap seseorang buat gw, lebih kepada ‘love at the first sight’. Kalo menyenangkan akan dilanjutkan, kalau cukup menyenangkan coba dilanjutkan, kalau tidak menyenangkan, leave it all behind.
Tahap kedua adalah Perspektif. Ditahap ini kita udah melakukan interaksi tingkat lumayan dengan orang yang akan kita nilai. Buat gw, ditahap ini rasanya lebih objektif kalo lu mau memutuskan untuk menilai seseorang apakah dia sudah baik atau belum (walaupun kayanya ngga ada yang berhak untuk itu sih…).
Efek dari Perspektif? Deep.
Biasanya penilaian orang-orang yang ada dilingkungan perspektif berakibat kepada diri sendiri. Maksudnya adalah, penilaian orang-orang tersebut akan sedikit kita pertimbangkan untuk kelangsungan hidup kita. Biasanya kita akan lebih percaya dengan orang-orang dilingkungan perspektif, karena mereka sudah ‘mengenal’ kita.
Gw sendiri punya beberapa orang dilingkungan perspektif yang kadang beberapa pendapatnya gw gunakan untuk memperbaiki hidup gw. Di lingkungan ini, orang-orang yang menilai gw cukup objektif, walaupun kadang masih nilai dengan semena-mena.
Yang terakhir adalah lingkungan Persuatif.
Ditahap ini orang-orang saling mengenal luar dan dalam secara baik dan paham. Orang-orang yang ada dilingkungan ini menilai orang lain didasari oleh pengalaman mereka berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang dengan orang tersebut.
Biasanya, penilaian yang mereka bentuk adalah hasil evaluasi dari penilaian sebelumnya. Misalkan, pada tahap Persepsi si A menilai si B itu pemalas. Kemudian di tahap Perspektif si A mengubah penilaian dia dengan menilai si B itu bukan malas tetapi tidak memiliki inisiatif. Dan setelah melakukan interaksi yang lama dan intens, akhirnya si A menyimpulkan bahwa si B itu ternyata pemalu.
Efek dari Persuatif? Depth
Karena dalamnya hubungan atau ikatan yang terjalin antara mereka, maka efek dari penilaian Persuatif itu sangat dalam alias bisa merubah suatu sifat bahkan sampai melukai dan berbekas sampai mati.
Orang-orang yang ada dilingkungan persuatif gw ngga begitu banyak. Paling keluarga dan orang-orang yang mengenal baik gw -bisa disebut sahabat- sejak lama. Biasanya, gw meminta penilaian mereka untuk suatu hal yang ketika orang lain menilai dirasa tidak puas untuk gw. Walaupun demikian, gw ngga begitu sering meminta mereka meniai sesuatu ko. Tanpa diminta pun mereka juga sudah memiliki penilaian mereka sendiri.
Last but not least,
Dalam tahapan apapun kita ngga bisa semena-mena menilai orang lain. Selain dampak sosial yang bisa berantakan, dampak psikologis bagi yang dinilai pun akan ikut terpengaruh. Baiknya sih, kalo memang ngga begitu kenal atau ngga tau apa-apa, jangan gampang untuk menjudge.
Toh, ngga ada yang mau dijudge kan?
Love,
Arr
2.2.11
Keep Smiling, Keep Shining!
hollaahooi O-Rangers..
selamat bulan Februari yang semoga penuh cintaaa yaa..
hehe
Lagi pada sibuk ngapain nih?
gw lagi sibuk ujian UAS dan tetekbengek lainya ngurusin magang dan skripsi.
magang sih ga ngurusin, cuma nunggu keluar suratnya itu looohhh...
2 abad.
eniwei,
setelah gw posting tulisan gw soal 'Kalah',
gw banyak banget dapet masukan dari orang-orang yang baca blog gw..
*tengkyu somaaat*
ada yang bilang kalo itu adalah perjalanan hidup dalam pendewasaan diri gw, ada yang bilang "Parah juga lu rin nulis buat dosen", hahaha.
banyak deh.
intinya adalah, setelah gw kaji ulang,
setelah gw mikir dengan pikiran yang datar rata-rata air,
gw ngerasa agak emosi sih waktu nulis itu. yang gw sangka gw udah netral perasaannya, ternyata gw masih emosi.
gw sempet berfikir belakangan ini kalo :
1. mungkin aja emang nilai gw mentoknya segitu.
2. mungkin aja emang hasil karya gw masih banyak mencong sana, mencong sini.
3. mungkin dosen gw ada benernya juga sih...
heemm,
yaa, setelah sekian lama akhirnya gw bisa berpikiran jernih tur positip juga. hahaha.
banyak hal yang sempet masuk dalam pemikiran gw. banyak hal yang gw evaluasi dari diri gw. salah satunya adalah kapabilitas gw untuk legowo dan menerima sesuatu.
kadang gw ngerasa kalo gw udah SUPERB banget dalam menjadi orang legowo. tapi gw lupa kalo banyak orang yang lebih tahan banting drpada gw yang cuma segini doang.
kadang gw lupa kalo ada Dzat yang ngeliatin tingkah laku gw, nyinyir sama dosen, walaupun beliau udah ngasih Ilmu beneran ke gw.
kadang gw lupa kalo gw bisa ngomong kasa sekarang, punya pengetahuan nilai diri sendiri yaa karena dari dosen dan guru-guru gw juga.
huaah.
gw sangka, gw udah oke banget yaa dalam mengatasi ke labilan emosi gw.
but thanks God, gw masih punya BANYAK bgt orang-orang yang peduli sama gw, yang bisa jujur dan apa adanya sama gw, yang ngebukain mata gw, yang ngebukain hati gw, yang ikut andil dalam mendewasakan gw dan mereka priceless.
lu pasti punya juga kaan O-Rangers orang-orang kaya gitu?
menyenangkan yah hidup diantara orang-orang itu walaupun kadang gw suka asik sama dunia gw sendiri, tapi mereka ga marah.
hahaha
_______________-oke, balik ke konteks
jadi intinya adalah, yaa gw bersyukur dengan pencapaian yang gw dapet dengan angka yang segitu.
kalo mau komplain, ya komplain aja sama diri lu sendiri, orang udh ga bakalan ketemu lagi ini dosennya. percuma juga kan gw mencak2 mulu..
emosiii boo. capeee..
haha
semangat menjelang hari baru!!
KEEP SMILING, KEEP SHINING!
happy wednesday O-Rangers...
PS : Gw hari ini genap 40 bulanan sama si cotton candy... what's a long journey...!
eks-o-eks-o
Arr
selamat bulan Februari yang semoga penuh cintaaa yaa..
hehe
Lagi pada sibuk ngapain nih?
gw lagi sibuk ujian UAS dan tetekbengek lainya ngurusin magang dan skripsi.
magang sih ga ngurusin, cuma nunggu keluar suratnya itu looohhh...
2 abad.
eniwei,
setelah gw posting tulisan gw soal 'Kalah',
gw banyak banget dapet masukan dari orang-orang yang baca blog gw..
*tengkyu somaaat*
ada yang bilang kalo itu adalah perjalanan hidup dalam pendewasaan diri gw, ada yang bilang "Parah juga lu rin nulis buat dosen", hahaha.
banyak deh.
intinya adalah, setelah gw kaji ulang,
setelah gw mikir dengan pikiran yang datar rata-rata air,
gw ngerasa agak emosi sih waktu nulis itu. yang gw sangka gw udah netral perasaannya, ternyata gw masih emosi.
gw sempet berfikir belakangan ini kalo :
1. mungkin aja emang nilai gw mentoknya segitu.
2. mungkin aja emang hasil karya gw masih banyak mencong sana, mencong sini.
3. mungkin dosen gw ada benernya juga sih...
heemm,
yaa, setelah sekian lama akhirnya gw bisa berpikiran jernih tur positip juga. hahaha.
banyak hal yang sempet masuk dalam pemikiran gw. banyak hal yang gw evaluasi dari diri gw. salah satunya adalah kapabilitas gw untuk legowo dan menerima sesuatu.
kadang gw ngerasa kalo gw udah SUPERB banget dalam menjadi orang legowo. tapi gw lupa kalo banyak orang yang lebih tahan banting drpada gw yang cuma segini doang.
kadang gw lupa kalo ada Dzat yang ngeliatin tingkah laku gw, nyinyir sama dosen, walaupun beliau udah ngasih Ilmu beneran ke gw.
kadang gw lupa kalo gw bisa ngomong kasa sekarang, punya pengetahuan nilai diri sendiri yaa karena dari dosen dan guru-guru gw juga.
huaah.
gw sangka, gw udah oke banget yaa dalam mengatasi ke labilan emosi gw.
but thanks God, gw masih punya BANYAK bgt orang-orang yang peduli sama gw, yang bisa jujur dan apa adanya sama gw, yang ngebukain mata gw, yang ngebukain hati gw, yang ikut andil dalam mendewasakan gw dan mereka priceless.
lu pasti punya juga kaan O-Rangers orang-orang kaya gitu?
menyenangkan yah hidup diantara orang-orang itu walaupun kadang gw suka asik sama dunia gw sendiri, tapi mereka ga marah.
hahaha
_______________-oke, balik ke konteks
jadi intinya adalah, yaa gw bersyukur dengan pencapaian yang gw dapet dengan angka yang segitu.
kalo mau komplain, ya komplain aja sama diri lu sendiri, orang udh ga bakalan ketemu lagi ini dosennya. percuma juga kan gw mencak2 mulu..
emosiii boo. capeee..
haha
semangat menjelang hari baru!!
KEEP SMILING, KEEP SHINING!
happy wednesday O-Rangers...
PS : Gw hari ini genap 40 bulanan sama si cotton candy... what's a long journey...!
eks-o-eks-o
Arr
31.12.10
Bolehkah?
bolehkah?
jika derap ragu menggangu tidurku hingga terjaga?
hingga aku berteriak mengusirnya?
bolehkah?
kalau resah menyelimutiku dipenghujung mimpi?
hingga aku berkaca-kaca dan kembali tidur?
bolehkah?
jika lelah menjemputku dan aku terpaksa menyerah?
walau aku bersimbah asa?
katakan,
aku harus bagaimana.
dan kamu,
akan bagaimana.
bogor, des 2010
arr
jika derap ragu menggangu tidurku hingga terjaga?
hingga aku berteriak mengusirnya?
bolehkah?
kalau resah menyelimutiku dipenghujung mimpi?
hingga aku berkaca-kaca dan kembali tidur?
bolehkah?
jika lelah menjemputku dan aku terpaksa menyerah?
walau aku bersimbah asa?
katakan,
aku harus bagaimana.
dan kamu,
akan bagaimana.
bogor, des 2010
arr
Mungkin tinggal ini yang tersisa
denting malam belum berlalu dari tepian waktu..
ak duduk bergumul dengan kata-kata dalam barisan soneta yang kian mendayu..
sampai aku terdiam.
aku kira, ak telah menelanjangi pusara jiwamu,
hingga yang kau tutupi dengan kain lara.
aku sangka, mata ini telah membuat cerita bersambung yang dirtulis dari bias-bias rona kekuningan itu.
hingga yang terbawa dengan darah.
aku kira, hanya aku saja yang menyaksikanmu tidak lagi berlalu,
melainkan mulai berlari, menghilang,
berubah bersama hujan
dan tak pernah menengokku.
tapi ternyata beberapa sayapmu patah, ksatria.
pedangmu tak lagi tajam menghujam jiwa.
perisaimu tak mampu lagi menutup bagian-bagian yang tak bisa kau isi.
dan baju baja mu, kini,
menjadi dirimu seutuhnya..
menelan jutaan ton asa dan harapan milik ksatriaku dulu.
menghembuskan senyuman dan cerita ceria tentang hujan yang lama berlalu
menyebrangkan kiasan-kiasan samar jiwa yang hidup.
menjadi setengah mati.
jangan pernah pergi.
mungkin aku terlalu naif untuk menampar mukamu dengan tangisku..
mungkin aku terlalu lemah untuk memungut butiran risaumu.
tapi aku disini,
dia disini,
mereka disini..
menunggu pahlawan mereka pulang.
bukan untuk sebuah tropi bagai juara,
tapi untuk waktu yang telah ikut berperang dan musnah bersama sisi lain dari keangkuhanmu.
percayalah. pulanglah.
bahkan mungkin,
ya mungkin.
aku rela menjadi sejarah yang usang untuk masa depanmu.
Bogor,
31 des 2010
arr
ak duduk bergumul dengan kata-kata dalam barisan soneta yang kian mendayu..
sampai aku terdiam.
aku kira, ak telah menelanjangi pusara jiwamu,
hingga yang kau tutupi dengan kain lara.
aku sangka, mata ini telah membuat cerita bersambung yang dirtulis dari bias-bias rona kekuningan itu.
hingga yang terbawa dengan darah.
aku kira, hanya aku saja yang menyaksikanmu tidak lagi berlalu,
melainkan mulai berlari, menghilang,
berubah bersama hujan
dan tak pernah menengokku.
tapi ternyata beberapa sayapmu patah, ksatria.
pedangmu tak lagi tajam menghujam jiwa.
perisaimu tak mampu lagi menutup bagian-bagian yang tak bisa kau isi.
dan baju baja mu, kini,
menjadi dirimu seutuhnya..
menelan jutaan ton asa dan harapan milik ksatriaku dulu.
menghembuskan senyuman dan cerita ceria tentang hujan yang lama berlalu
menyebrangkan kiasan-kiasan samar jiwa yang hidup.
menjadi setengah mati.
jangan pernah pergi.
mungkin aku terlalu naif untuk menampar mukamu dengan tangisku..
mungkin aku terlalu lemah untuk memungut butiran risaumu.
tapi aku disini,
dia disini,
mereka disini..
menunggu pahlawan mereka pulang.
bukan untuk sebuah tropi bagai juara,
tapi untuk waktu yang telah ikut berperang dan musnah bersama sisi lain dari keangkuhanmu.
percayalah. pulanglah.
bahkan mungkin,
ya mungkin.
aku rela menjadi sejarah yang usang untuk masa depanmu.
Bogor,
31 des 2010
arr
Masih disini
hello O-rangers..
lama banget yaa gw ga pernah lagi ngisi disini..
maaaap bgt sebelumnyaa..
kenapa gw jadi jarang nulis?
ada deh.
pokonya, sooner or later,
i'll be right back..
i miss you too, O-rangers..
*pede setengah dewa*
lama banget yaa gw ga pernah lagi ngisi disini..
maaaap bgt sebelumnyaa..
kenapa gw jadi jarang nulis?
ada deh.
pokonya, sooner or later,
i'll be right back..
i miss you too, O-rangers..
*pede setengah dewa*
20.11.10
Vow
i'm bulletproof.
coz i've my own shield.
unbreakable-invisible
i'm fearless.
coz i always walk through the storm.
unbeatable.
i'm volcano
coz my eruptions could make u dying.
unstoppable.
29.10.10
Russian Roulette
...and you can see my heart beating.
you can see it through my chest.
said i'm TERRIFIED, but I'M NOT LEAVING
know that i-must-pass this test
so just pull the trigger....
24.9.10
Ophidiophobia
Hollahoii O-Rangers!!
Apa kabar niiii? apa kabaarr?
hehe
semoga baik2 saja yaaaa..
gw mau sharing tentang rahasia terbesar gw abad ini nih.. Tadinya sih rahasia besar, tapi setelah beberapa temen2 deket gw dengan-sangat-kreatifnya berusaha mencari tau, jadilah kebongkar..
I WAS AN OPHIDIOPHOBIA PERSON.
Ophidiophobia adalah ketakutan terhadap ULAR. Dan kenapa gw tulis kalimat itu dengan past tense, karena memang saya sudah sembuh 90%.. :)
Mau tau ga gimana ceritanya?
Sebelumnya gw curhat dulu yee..
Kisah berawal ketika seorang putri nun jauh dinegeri seberang....upps, maav, salah buka buku..maksudnya berawal dari gw kelas 1 SD. Saat itu dirumah lama gw, gw ketemu sama uler ijo licin kecil mengkilat dan heboh bgt deh pokonya. Awalnya sih biasa aja, tapi pada saat si doi ngelilit botol dot gw kemudian dia peluk tak dilepas2, mendadak gw jadi amat-sangat-terancam dan takut.
Gw kira itu cuma sesaat aja, tapi ternyata, hampir 15 tahun (kalo inget umur suka males deh gw) gw menyimpan rasa itu *saelaaaaah* daan dari takut biasa, gw berubah menjadi seorang phobia.
Jangankan liat wujud aslinya, dulu, *sampe beberapa minggu lalu* gw denger namanya disebut, *praktekan dengan suara berbisik* "Uuullaaarrrss", gw langsung merinding, pengen muntah, gemeter, pusing, ga bisa gerak, ga bisa mikir, bahkan untuk ngomong 'STOP!' pun gw ga sanggup.
itu baru namanya doang disebut. Liat gambar kartun dengan warna-warni cerah ceria, gw muntah dan langsung emosi diikuti dengan kata2 "PINDAHIN GA TUH GAMBAAAARRR!" sambilbawa pedang.
kalo liat liputan ditipi, kan gerak dan wujudnya kan kaya asli tuh, biasanya gw langsung ambil posisi siap ngelempar tipi pake ember, sambil sebelumnya gw udah merinding dr ujung kaki sampe ujung rambut selama kurang lebih 5 menit di mode : vibrate, alias sambil gemeter.
ini yang jawaranya...
kalo ada siapapun, gw ulangi, SIAPAPUN. mau dewa kek, mau si cotton candy kek (gw ancem putus 7 turunan) atau siapapun yang berani bawa ULER2AN KARET 3 DIMENSI kehadapan muka gw, gw akan kejar dia sambil bawa gergaji besi sambil bilang 'GwW BUNUH LUUUUU BEDUAAAAA... GW BUNUUHHH!'.
Tentunya, setelah gw tereak-tereak *saking kencengnya sampe pake 'E'*, berlarian ke seantero ruangan, muka pucet, pala pusing nangis kejer, sesek napas, dan kemudian pingsan. YA, gw bisa PINGSAN sama uler karet.
SEE, betapa gw amat sangat takut sekali terhadap binatang yang satu itu.
tapi beberapa minggu kemaren, secara ajaib, gw sembuh! 90% gw bisa jamin gw sembuh!!
Kenapa 90%? soalnya ada beberapa jenis ular yang gw masih ga bisa liatnya.. Yaitu uler ijo kecil mengkilat (kan merinding kan gw sambil nulis), uler belang, uler albino (ini sama sekali gw ga bisa liat) dan ular warna merah mengkilat.
Apakah gw sudah pegang makhluk itu?
ooooo tentu BELOM.
Gw baru menjalankan terapi visual dan uler karet aja.. Tapi pegang yang asli mah belom sempet..
nih gw bagi sedikit tips..
Sebetulnya, tipsnya cuma ada......3.
1) Buka pikiran lu. Kasi semangat sama diri lu. Misalkan kalo gw, "Mau sampe kapan lu idup sama ophidiophobia looo?" Semua akan terasa ringan kalo diri lu udah mau open dengan keinginan lu.
2) Berani. Berani mulai dengan hal2 yang mendasar kaya sebut nama, liat gambar grafis, kartun, gambar asli dan bergerak.. Step by step yaa.. Kalo ga kuat berenti aja, jangan di porsir..
3) Be Your Self. Ga usah terlalu banyak dengerin saran orang. yang tau kondisi lu ya diri lu sendiri. Emang kalo lu ngejengkang gara2 terapi konyol orang lain, mereka mau nanggung? It's Not Crime kok kalo lu punya ketakutan terhadap sesuatu, karena mereka juga pasti punya dan belom tentu punya keberanian buat nyembuhinny sebaik elu.. :)
Cuma segitu koo, sumpah.. Gw juga berharap lu bisa nyembuhin phobia lu sedikit demi sedikit.. Karena semua harus diawali dari rasa percaya terhadap diri sendiri, maka lu harus bangkitin semangat itu..
oke?
P.S: Belom sempet foto sama uler, tapi gw upload aja yaa beberapa foto sanca batik kesukaan gw.. :) *membuktikan gw sudah agak sembuh kan? ;p)
Apa kabar niiii? apa kabaarr?
hehe
semoga baik2 saja yaaaa..
gw mau sharing tentang rahasia terbesar gw abad ini nih.. Tadinya sih rahasia besar, tapi setelah beberapa temen2 deket gw dengan-sangat-kreatifnya berusaha mencari tau, jadilah kebongkar..
I WAS AN OPHIDIOPHOBIA PERSON.
Ophidiophobia adalah ketakutan terhadap ULAR. Dan kenapa gw tulis kalimat itu dengan past tense, karena memang saya sudah sembuh 90%.. :)
Mau tau ga gimana ceritanya?
Sebelumnya gw curhat dulu yee..
Kisah berawal ketika seorang putri nun jauh dinegeri seberang....upps, maav, salah buka buku..maksudnya berawal dari gw kelas 1 SD. Saat itu dirumah lama gw, gw ketemu sama uler ijo licin kecil mengkilat dan heboh bgt deh pokonya. Awalnya sih biasa aja, tapi pada saat si doi ngelilit botol dot gw kemudian dia peluk tak dilepas2, mendadak gw jadi amat-sangat-terancam dan takut.
Gw kira itu cuma sesaat aja, tapi ternyata, hampir 15 tahun (kalo inget umur suka males deh gw) gw menyimpan rasa itu *saelaaaaah* daan dari takut biasa, gw berubah menjadi seorang phobia.
Jangankan liat wujud aslinya, dulu, *sampe beberapa minggu lalu* gw denger namanya disebut, *praktekan dengan suara berbisik* "Uuullaaarrrss", gw langsung merinding, pengen muntah, gemeter, pusing, ga bisa gerak, ga bisa mikir, bahkan untuk ngomong 'STOP!' pun gw ga sanggup.
itu baru namanya doang disebut. Liat gambar kartun dengan warna-warni cerah ceria, gw muntah dan langsung emosi diikuti dengan kata2 "PINDAHIN GA TUH GAMBAAAARRR!" sambil
kalo liat liputan ditipi, kan gerak dan wujudnya kan kaya asli tuh, biasanya gw langsung ambil posisi siap ngelempar tipi pake ember, sambil sebelumnya gw udah merinding dr ujung kaki sampe ujung rambut selama kurang lebih 5 menit di mode : vibrate, alias sambil gemeter.
ini yang jawaranya...
kalo ada siapapun, gw ulangi, SIAPAPUN. mau dewa kek, mau si cotton candy kek (gw ancem putus 7 turunan) atau siapapun yang berani bawa ULER2AN KARET 3 DIMENSI kehadapan muka gw, gw akan kejar dia sambil bawa gergaji besi sambil bilang 'GwW BUNUH LUUUUU BEDUAAAAA... GW BUNUUHHH!'.
Tentunya, setelah gw tereak-tereak *saking kencengnya sampe pake 'E'*, berlarian ke seantero ruangan, muka pucet, pala pusing nangis kejer, sesek napas, dan kemudian pingsan. YA, gw bisa PINGSAN sama uler karet.
SEE, betapa gw amat sangat takut sekali terhadap binatang yang satu itu.
tapi beberapa minggu kemaren, secara ajaib, gw sembuh! 90% gw bisa jamin gw sembuh!!
Kenapa 90%? soalnya ada beberapa jenis ular yang gw masih ga bisa liatnya.. Yaitu uler ijo kecil mengkilat (kan merinding kan gw sambil nulis), uler belang, uler albino (ini sama sekali gw ga bisa liat) dan ular warna merah mengkilat.
Apakah gw sudah pegang makhluk itu?
ooooo tentu BELOM.
Gw baru menjalankan terapi visual dan uler karet aja.. Tapi pegang yang asli mah belom sempet..
nih gw bagi sedikit tips..
Sebetulnya, tipsnya cuma ada......3.
1) Buka pikiran lu. Kasi semangat sama diri lu. Misalkan kalo gw, "Mau sampe kapan lu idup sama ophidiophobia looo?" Semua akan terasa ringan kalo diri lu udah mau open dengan keinginan lu.
2) Berani. Berani mulai dengan hal2 yang mendasar kaya sebut nama, liat gambar grafis, kartun, gambar asli dan bergerak.. Step by step yaa.. Kalo ga kuat berenti aja, jangan di porsir..
3) Be Your Self. Ga usah terlalu banyak dengerin saran orang. yang tau kondisi lu ya diri lu sendiri. Emang kalo lu ngejengkang gara2 terapi konyol orang lain, mereka mau nanggung? It's Not Crime kok kalo lu punya ketakutan terhadap sesuatu, karena mereka juga pasti punya dan belom tentu punya keberanian buat nyembuhinny sebaik elu.. :)
Cuma segitu koo, sumpah.. Gw juga berharap lu bisa nyembuhin phobia lu sedikit demi sedikit.. Karena semua harus diawali dari rasa percaya terhadap diri sendiri, maka lu harus bangkitin semangat itu..
oke?
P.S: Belom sempet foto sama uler, tapi gw upload aja yaa beberapa foto sanca batik kesukaan gw.. :) *membuktikan gw sudah agak sembuh kan? ;p)
Salam Semangat,
Arr
29.7.10
Puisi Lama
jangan pernah berlari membelakangiku (lagi)
karena aku butuh arah darimu
jangan pernah melepas simpul genggaman ini
karena aku pasti jatuh
jangan pernah lukiskan senyuman itu lagi
karena aku akan hancur
dan berusahalah tetap disini, meskipun itu sesaat dan nyeri.
Puisi lama,
Arcanna
17mar10
The Power of Girl
Yap.
Gw adalah orang yang mencetuskan ide tersebut beberapa hari lalu. Sebetulnya ide ini udah ada dalam diri gw sejak gw masih main gundu pake kutang sama si Jojo tetangga gw.
Dalam hidup gw, gw lebih suka melakukan kebanyakan hal sendiri. Dikamar sendiri, pulang kebogor naik bis sendiri, nonton bioskop sendiri, dll.
Memang sih, gw ga sering nnt bioskop sendiri, but at least, gw ga begitu mengharapkan orang lain ketika gw ingin melakukan sesuatu.
Begini, gw pernah ngebahas soal bagaimana didikan bokap gw jaman batu dahulu kala kepada si gw. Dan pemikiran ini pun sepertinya terbentuk karena hal itu..
Dari dulu gw terbiasa untuk survive dan mengerjakan sesuatu sendiri dan terbiasa diandalkan, jadi, -memang- gw ga pernah ada masalah melakukan apapun atau pergi kemanapun sendiri.
Bukan sok aksi apa gimana sih, i realized that i adalah seorang manusia bukan dewa yang berkulit kering dan mempunyai sertifikat internasional beladiri *sombooong* berjenis perempuan. Menurut bahasa masyarakat Indonesia dan dunia yang gw pahami dan gw pelajari secara acak dan juga sotoy, perempuan itu berarti makhluk Tuhan yang indah, lemah, mengundang dosa dan hasrat yang harus dilindungi setiap saat. And i can't deny kenyataan yang terbentang didepan idung gw itu. But, kita sebagai makhluk itu WAJIB MANDIRI DAN BELAJAR BELADIRI. menurut gw.
gw punya beberapa sahabat dan teman yang gabisa melakukan sesuatu sendiri, ga bisa kemana-mana sendiri. Segala harus ditemenin, kemana harus dianterin. Kebayang ga someday, dimana kita harus melakukan itu sendiri karena ga ada orang lain yang bisa bantu kita akan gimana?
Mengemis minta bantuin orang lain?
Hidup dalam zona nyaman sampe kulit kita jadi keriput?
C'mon Girls!
Bangkit!
Apa sih salahnya jalan kekampus sendiri?
Naik angkot sendiri?
Kekantin sendiri?
Naik eskalator sendiri?
Ke kamar mandi sendiri?
Jalan-jalan di mall sendiri?
Tanamkan dalam diri kita semua kalo kita akan aman dimanapun KALAU kita tidak mengundang kejahatan itu,
Banyak hal yg bisa mengundang kejahatan. Misalkan, beli makan disekitar kampus pake hotpants, jalan kekampus pake rok mini atau tanktop belahan rendah, BBM-an ga berenti2 di metromini, dsb.
Emang sih, jadi perempuan di Indonesia itu gabisa lepas dari mata mata rakus pantat dan suil-an2 mesum meskipun kita tertutup pakaiannya. Tapi setidaknya kita bisa meminimalisir itu.
Tanamkan dalam diri kita kalo kita bisa melakukan sesuatu sendiri karena KITA BISA.
Gw percaya, banyak perempuan Indonesia yang mukanya mulus kaya porselen, badannya cakep kaya manekin, dan kelakuannya baik kaya malaikat, bisa melakukan itu sendiri..
Itu akan menjadi nilai lebih loooh buat kita.. Percaya deh.
ASAL.....
Jangan sok berani atau sok kuat.
Bisa-bisa kita malah jadi main course buat penjahat.
Oke girls? Mulai sekarang, belajar untuk mandiri yu!!
Regrads
Arinda Casni,
Untuk semua perempuan Indonesia.
Lost
Hollahoii O-Rangers..
Hari ini isi obrolan 'after hours' di ruang tamu adalah seputar temen Si Ojoy -ade bungsu gw-, named Daffa yang baru aja meninggal senin kemaren. Menurut Ade gw yang merupakan informan yang sangat payah karena ngasih informasi yg ga begitu berkualitas, Daffa itu temen main bolanya di club bola MJR apa MRJ apa RJM gitu gw juga ga jelas. Yang jelas, bukan RCM alias Republik Cinta Manajemen. *outoftopic*
Oke, back to Daffa.
Almarhum ini meninggal karena di ruas tol cipularang arah Bandung. Mobil Luxio yang ditumpanginya dan disupiri oleh ayahnya dicium dengan sangat mesra dibagian pantat oleh truk tronton yang bergiga-giga kali beratnya dari mobilnya.
Bisa dibayangin gimana kondisi mobil itu setelah dicium? *gw agak ngeri bayanginnya*
But, Daffa ga pergi ditempat kejadian. Daffa pergi dirumah sakit Advent, Bandung setelah berjuang melawan pecahnya pembuluh darah akibat benturan.. Hufh. He's too young to go.. Dia seumuran sama ade bungsu gw yang ga punya pikiran aneh2 soal perempuan, masih suka punya kumis kalo minum susu, dan he's must be super cute.
Gw penasaran kaya apa wajah Daffa ini. So, ade gw menunjukan fotonyabarengan dengan Daffa di ulang taunnya yang ke selebas dari media sejuta umat, Facebook. Di account Daffa, banyak bgt orang yang ngucapin selamat tinggal dr mulai yang serius sampe yang konyol ala anak SD. Ada satu orang yang cuma tulis ":)" yaitu kakanya. Dalam penerjemahan sok tau ala gw, itu merupakan senyum paling getir dan tabar dan the only symbol to explain how missing his sister. And u know what? terbersit dikepala gw pertanyaan ini
Akankah gw kuat?
Akankah gw ikhlas?
Akankah gw tidak mengkebiri supir tronton?
Akankah gw tidak mem-voodoo dokter yg ga usaha nyelametin Daffa?
Akankah gw duduk tenang dan menatap dengan senyum foto Daffa?
Akankah gw tidak larut dalam rasa kesedihan dan kehilangan?
AKANKAH GW SIAP?
Entahlah,
Jujur, gw belum pernah ditinggal oleh sahabat atau keluarga deket gw. Alhamdulilah..
Setelah gw merenung sedikit, gw berdoa. Gw ga tau apakah doa gw sekarang akan terdengar baik atau tidak, tapi dalam hati gw berdoa
Sound lil bit selfish, huh?
Tapi gw percaya,
Apapun yang ditakdirkan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi umatnya..
Apapun yang dituliskan, Allah Maha Mengerti apa yang diinginkan umatnya..
Siapapun yang nanti Engkau ambil duluan, saya yakin Ya Allah, Engkau maha pengasih lagi maha penyayang.
"Selamat Jalan Daffa, semoga amal ibadahmu diterima disisi-Nya. Amin"
Regrads,
Arr
*Big Thx To : Daffa Javier Dewantara and his beloved sister Sashi Kirana for being my inspiration
Hari ini isi obrolan 'after hours' di ruang tamu adalah seputar temen Si Ojoy -ade bungsu gw-, named Daffa yang baru aja meninggal senin kemaren. Menurut Ade gw yang merupakan informan yang sangat payah karena ngasih informasi yg ga begitu berkualitas, Daffa itu temen main bolanya di club bola MJR apa MRJ apa RJM gitu gw juga ga jelas. Yang jelas, bukan RCM alias Republik Cinta Manajemen. *outoftopic*
Oke, back to Daffa.
Almarhum ini meninggal karena di ruas tol cipularang arah Bandung. Mobil Luxio yang ditumpanginya dan disupiri oleh ayahnya dicium dengan sangat mesra dibagian pantat oleh truk tronton yang bergiga-giga kali beratnya dari mobilnya.
Bisa dibayangin gimana kondisi mobil itu setelah dicium? *gw agak ngeri bayanginnya*
But, Daffa ga pergi ditempat kejadian. Daffa pergi dirumah sakit Advent, Bandung setelah berjuang melawan pecahnya pembuluh darah akibat benturan.. Hufh. He's too young to go.. Dia seumuran sama ade bungsu gw yang ga punya pikiran aneh2 soal perempuan, masih suka punya kumis kalo minum susu, dan he's must be super cute.
Gw penasaran kaya apa wajah Daffa ini. So, ade gw menunjukan fotonyabarengan dengan Daffa di ulang taunnya yang ke selebas dari media sejuta umat, Facebook. Di account Daffa, banyak bgt orang yang ngucapin selamat tinggal dr mulai yang serius sampe yang konyol ala anak SD. Ada satu orang yang cuma tulis ":)" yaitu kakanya. Dalam penerjemahan sok tau ala gw, itu merupakan senyum paling getir dan tabar dan the only symbol to explain how missing his sister. And u know what? terbersit dikepala gw pertanyaan ini
"Gimana yaa kalo gw ada diposisi kakanya Daffa?
"Gimana yaa kalo gw diposisi sahabatnya Dafaa?
Akankah gw kuat?
Akankah gw ikhlas?
Akankah gw tidak mengkebiri supir tronton?
Akankah gw tidak mem-voodoo dokter yg ga usaha nyelametin Daffa?
Akankah gw duduk tenang dan menatap dengan senyum foto Daffa?
Akankah gw tidak larut dalam rasa kesedihan dan kehilangan?
AKANKAH GW SIAP?
Entahlah,
Jujur, gw belum pernah ditinggal oleh sahabat atau keluarga deket gw. Alhamdulilah..
Setelah gw merenung sedikit, gw berdoa. Gw ga tau apakah doa gw sekarang akan terdengar baik atau tidak, tapi dalam hati gw berdoa
"Ya Allah, Ya Robb.. Panjangkanlah umur ku dan seluruh manusia yang saya sayangi ya Allah.. Ampunilah dosa ku dan mereka.. Janganlah engkau ambil mereka larena aku tak ingin merasakan kehilangan.. Dan jangan pula kau ambil aku karena akupun tak ingin mereka merasa kehilangan pula.. Amin"
Tapi gw percaya,
Apapun yang ditakdirkan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi umatnya..
Apapun yang dituliskan, Allah Maha Mengerti apa yang diinginkan umatnya..
Siapapun yang nanti Engkau ambil duluan, saya yakin Ya Allah, Engkau maha pengasih lagi maha penyayang.
"Selamat Jalan Daffa, semoga amal ibadahmu diterima disisi-Nya. Amin"
Regrads,
Arr
*Big Thx To : Daffa Javier Dewantara and his beloved sister Sashi Kirana for being my inspiration
Subscribe to:
Posts (Atom)