1.2.12

Respect, Rules and Randomness

hollahoiii O-Rangers...

Sebenernya udah lama banget gw pengen nulis tentang ini tapi keburu lupa melulu. Hahaha. Biasa lah, gw emang cepet inget gampang lupa. :D
Baydewey, topik ini sebetulnya udah lama juga jadi bahan 'riset' gw dengan diri gw dan lingkungan gw.. So, here it is.

Menurut bang gugel, arti respect in english adalah
esteem for or a sense of the worth or excellence of a person, a personal quality or ability, or something considered as a manifestation of a personal quality or ability

atau juga artinya bisa
deference to a right, privilege, privileged position, or someone or something considered to have certain rights or privileges; proper acceptance or courtesy;

Kalo dibahasa indonesia-in, respect itu adalah
saling menghormati

Sesimpel itu? Iya.
Buat gw, respect itu malah lebih simple lagi. Ngga usah ngurusin urusan orang lain. Simple kan? :D

Gini loh O-Rangers,
Studi kasus gw berawal dari sekelompok manusia yang menamakan dirinya komunitas, yang bergerak secara solidaritas dan kadang suka sedikit lupa moralitas.
Gue disini memang tidak memiliki kapabilitas untuk membicarakan apa itu moralitas, tapi, bukankah kita semua sudah tau apa itu moral dan moralitas?
Terlepas dari moralitas, gue disini mau ngebahas soal kecenderungan manusia yang sepertinya sudah mendarah daging dan beranak pinak ; ngga ngaca.
Kenapa gw bilang ngga ngaca adalah kecenderungan manusia yang sudah mendarah daging? karena kadang manusia melakukan sesuatu itu tanpa berpikir panjang atau berpikir bagaimana sesuatu itu bisa berdampak bagi orang lain.

Seperti sebuah aksi bernama KAMPANYE. Bukan, bukan kampanye capres yang mau gw omongin, tetapi kampanye tentang isu atau masalah tertentu.
Ketika anda memutuskan untuk peduli dan concern terhadap suatu isu (apapun itu), cobalah untuk tidak mengeneralisasikan semua orang melakukan hal yang sama. It's easier when you put some RESPECT on your CAMPAIGN. Karena, siapa yang bisa menentukan bahwa Anda benar dan Mereka salah?. Just spread your CAMPAIGN with HEART. Karena Anda, Kamu, Saya, Dia, dan Mereka (masih menjadi) Manusia.
Yap, quote tadi ditulis sendiri oleh si gue berdasarkan rasa eneg gw tentang ketiadaaannya rasa saling menghormati, menghargai dan mencintai antar umat manusia. Manusia (mungkin termasuk gw) akan cenderung menyalahkan orang lain yang melanggar suatu aturan yang dipercaya oleh sekelompok aksi, gerakan, atau komunitas. Manusiawi sih ketika dia berbuat salah, kemudian kita menegurnya. Tapi, entah mengapa, atau mungkin karena merasa punya banyak kekuatan, cara menegurnya tidak pernah BIASA.

Tolong jangan menuduh, menunjuk mereka dengan tangan anda, menghakimi seolah-olah Andalah sang hakim abadi. Ingat tidak bahwa kalian juga manusia?
Gw, jujur, paling ngga suka sama sekelompok komunitas atau apapun itu yang bergabung membentuk suatu kelompok, ketika menemukan orang lain yang tidak sepaham, kemudian menjadi arogan dan membabi buta menyalahkan orang tersebut.
Siapa elu berani bilang orang itu salah atau ngga?

Bukan gue sok-sok-an idealis atau sok suci. Gw pun kadang suka ngejudge orang lain salah atau benar. Tetapi apakah kemudian gw mengeneralisasikannya? Ngga.

Banyak hal sebetulnya yang berhubungan dengan respect. Buat gue, respect itu lebih kepada menghargai apa yang dia atau mereka percaya tanpa berusaha mengusik, mengubah, apalagi menjudge salah atau benar. Jika dia atau mereka melakukan pelanggaran atau tidak sepaham dengan kita, kita bisa memberi tahu apa yang KITA ANGGAP benar dan tetap mendengarkan apa yang MEREKA ANGGAP benar.

Perbedaan itu biasa, dinamika namanya.
Tapi kalau sudah berhubungan dengan suatu idealisme, paham, konsep, prinsip, dan kepercayaan, lebih baik berhati-hati. Nampaknya memang sengaja diciptakan perbedaan untuk itu.


Mungkin pemikiran gw rada nyeleneh atau gila. Tapi bagi gue, pasti selalu ada cara yang baik, positif, berkelas dan mudah-mudahan ngga ada yang tersakiti untuk menegur seseorang jika dia berbuat salah atau paham yang dia percaya sepertinya menyimpang. Bukan berarti gw membebaskan orang lain salah tanpa membetulkannya, tapi lebih kepada

Hidup lu, hidup lu ; Hidup gw ya hidup gw. Perihal lu membagi hidup lu dengan gw dan orang lain, itu urusan lu.

Kita emang makhluk sosial, tetapi jangan pernah lupa bahwa ngga semua hidup kita perlu disosialisasikan. Sebagai seorang makhluk sosial, keinginan untuk membantu orang lain yang ada dalam kesusahan agaknya sudah menjadi naluri manusia, tapi selalulah ingat bahwa care dan mencampuri urusan orang lain hanya berbeda dari seberapa dalam kita 'masuk' kedalam masalah tersebut.

Gue pun sedang berlatih untuk memilah dan memilih mana yang harus gw bagikan keseluruh dunia, mana yang harus gw simpan. Mana yang merupakan pengumuman, mana yang ternyata sebuah rahasia. Belajar respect dengan kepentingan orang lain subjeknya.

Buat gue, agaknya lebih nyaman jika gue 'memberi contoh' tentang sesuatu yang sepertinya benar, daripada menunjuk, memaki, dan berteriak-teriak bahwa itu salah sambil tidak melakukan tindakan apapun.

simplenya, jika sesuatu dirasa salah, maka pertanyaan berikutnya adalah "Apa Solusinya?"
Aturan dibuat bukan untuk mengekang kebebasan hak seseorang bermain-main didunia, melainkan menjadi kontrol nurani kita sebagai seorang manusia. Adanya pelaggaran bukan hanya karena lemahnya ranah hukum saja, tetapi juga lengahnya aparat kita menindaklanjuti, luruhnya moralitas pribadi kita dan luluhnya hati kita pada keadaan yang 'memang sudah begini dari dulu'.

Harusnya, eh, Idealnya,
Sanksi sosial yang diterima oleh pelaku pelanggaran sudah sepatutnya lebih mujarab dibandingan hukuman denda dan kurungan jeruji besi. Tetapi, lingkungan sosial juga lama kelamaan mengaminin apa yang dilakukan oleh pelanggar tersebut.
Yah itulah sebetulnya yang menjadi masalah. Hehehe.


Sekali lagi, memang bukan kapasitas gw untuk ngomong soal aturan, hukum, atau blaem-blaem lainya. Just sharing aja karena gw sudah terlalu muak. *lebay*..

So, all you have to do just draw your own boundaries, know your limits, and respect each other no matter they are ; cause as long as a know, RESPECT DOESN'T HAVE ANY GENDER.


Piss lop en gaul.
Arr

No comments:

Post a Comment