denting malam belum berlalu dari tepian waktu..
ak duduk bergumul dengan kata-kata dalam barisan soneta yang kian mendayu..
sampai aku terdiam.
aku kira, ak telah menelanjangi pusara jiwamu,
hingga yang kau tutupi dengan kain lara.
aku sangka, mata ini telah membuat cerita bersambung yang dirtulis dari bias-bias rona kekuningan itu.
hingga yang terbawa dengan darah.
aku kira, hanya aku saja yang menyaksikanmu tidak lagi berlalu,
melainkan mulai berlari, menghilang,
berubah bersama hujan
dan tak pernah menengokku.
tapi ternyata beberapa sayapmu patah, ksatria.
pedangmu tak lagi tajam menghujam jiwa.
perisaimu tak mampu lagi menutup bagian-bagian yang tak bisa kau isi.
dan baju baja mu, kini,
menjadi dirimu seutuhnya..
menelan jutaan ton asa dan harapan milik ksatriaku dulu.
menghembuskan senyuman dan cerita ceria tentang hujan yang lama berlalu
menyebrangkan kiasan-kiasan samar jiwa yang hidup.
menjadi setengah mati.
jangan pernah pergi.
mungkin aku terlalu naif untuk menampar mukamu dengan tangisku..
mungkin aku terlalu lemah untuk memungut butiran risaumu.
tapi aku disini,
dia disini,
mereka disini..
menunggu pahlawan mereka pulang.
bukan untuk sebuah tropi bagai juara,
tapi untuk waktu yang telah ikut berperang dan musnah bersama sisi lain dari keangkuhanmu.
percayalah. pulanglah.
bahkan mungkin,
ya mungkin.
aku rela menjadi sejarah yang usang untuk masa depanmu.
Bogor,
31 des 2010
arr
berkaca2 bacanya :'(
ReplyDeleteIkut terhanyut emosinya...nicee one again
ReplyDeleteReally nice..amazingly my favorite..
ReplyDeleteAku rela jadi sejarah yang usang untuk masa depanmu..
Itupun jika memang sempat tercatat sebagai cerita..