27.1.12

Perception

Hello O-Rangers

Beberapa hari yang lalu gw ngereblog tumblr dengan membabi buta. Seru banget sih. Seperti biasa, gw lebih banyak nge re-blog quote-quote keren dan inspiratif (baca : gw banget).

Entah kenapa, gw banyak banget nemu kata-kata “Judge”, “Criticize” atau hal lain yang sejenis dengan arti kata itu.

Banyak banget berarti yah orang yang ngga mau dijudge atas apa yang dilakukan no matter its right or not, ngga mau dikritik atas apa yang sudah dicapainya, apakah memuaskan atau tidak, dan ngga mau lain-lainnya. Mungkin kalo dibikin simple, ngga mau dengerin orang lain?!.

Buat gw, ada tiga fase dalam mengenal pribadi seseorang.

Fase pertama adalah Persepsi. Buat gw, persepsi adalah pandangan lo terhadap orang lain yang tidak pernah terlibat interaksi dalam bentuk apapun dengan lu, baik fisik maupun mental. Difase ini, orang menggunakan hak asasinya untuk berpendapat dan menilai orang lain berdasarkan apa yang pernah ia lihat dan pernah ia rasakan.

Kekuatan persepsi? Massive.

Kenapa? Karena kebiasaan manusia yang suka membagi hal-hal yang sifatnya belum akurat, mouth by mouth. Dan mulut itu adalah perantara paling juara dalam kancah perkomunikasian.

Gw sendiri lebih banyak menggunakan pandangan persepsi gw untuk bahan monolog gw sendiri. Ya, emang kadang2 suka keceplosan juga sih buat sembarangan mandang orang. Persepsi terhadap seseorang buat gw, lebih kepada ‘love at the first sight’. Kalo menyenangkan akan dilanjutkan, kalau cukup menyenangkan coba dilanjutkan, kalau tidak menyenangkan, leave it all behind.

Tahap kedua adalah Perspektif. Ditahap ini kita udah melakukan interaksi tingkat lumayan dengan orang yang akan kita nilai. Buat gw, ditahap ini rasanya lebih objektif kalo lu mau memutuskan untuk menilai seseorang apakah dia sudah baik atau belum (walaupun kayanya ngga ada yang berhak untuk itu sih…).

Efek dari Perspektif? Deep.

Biasanya penilaian orang-orang yang ada dilingkungan perspektif berakibat kepada diri sendiri. Maksudnya adalah, penilaian orang-orang tersebut akan sedikit kita pertimbangkan untuk kelangsungan hidup kita. Biasanya kita akan lebih percaya dengan orang-orang dilingkungan perspektif, karena mereka sudah ‘mengenal’ kita.

Gw sendiri punya beberapa orang dilingkungan perspektif yang kadang beberapa pendapatnya gw gunakan untuk memperbaiki hidup gw. Di lingkungan ini, orang-orang yang menilai gw cukup objektif, walaupun kadang masih nilai dengan semena-mena.

Yang terakhir adalah lingkungan Persuatif.

Ditahap ini orang-orang saling mengenal luar dan dalam secara baik dan paham. Orang-orang yang ada dilingkungan ini menilai orang lain didasari oleh pengalaman mereka berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang dengan orang tersebut.

Biasanya, penilaian yang mereka bentuk adalah hasil evaluasi dari penilaian sebelumnya. Misalkan, pada tahap Persepsi si A menilai si B itu pemalas. Kemudian di tahap Perspektif si A mengubah penilaian dia dengan menilai si B itu bukan malas tetapi tidak memiliki inisiatif. Dan setelah melakukan interaksi yang lama dan intens, akhirnya si A menyimpulkan bahwa si B itu ternyata pemalu.

Efek dari Persuatif? Depth

Karena dalamnya hubungan atau ikatan yang terjalin antara mereka, maka efek dari penilaian Persuatif itu sangat dalam alias bisa merubah suatu sifat bahkan sampai melukai dan berbekas sampai mati.
Orang-orang yang ada dilingkungan persuatif gw ngga begitu banyak. Paling keluarga dan orang-orang yang mengenal baik gw -bisa disebut sahabat- sejak lama. Biasanya, gw meminta penilaian mereka untuk suatu hal yang ketika orang lain menilai dirasa tidak puas untuk gw. Walaupun demikian, gw ngga begitu sering meminta mereka meniai sesuatu ko. Tanpa diminta pun mereka juga sudah memiliki penilaian mereka sendiri.

Last but not least,

Dalam tahapan apapun kita ngga bisa semena-mena menilai orang lain. Selain dampak sosial yang bisa berantakan, dampak psikologis bagi yang dinilai pun akan ikut terpengaruh. Baiknya sih, kalo memang ngga begitu kenal atau ngga tau apa-apa, jangan gampang untuk menjudge.

Toh, ngga ada yang mau dijudge kan?



Love,
Arr

Kamu, Si Mister Manyun

Beda banget rasanya.


Gw harusnya udah paham banget gimana cara nge-treat seorang cowo, karena bukan cuma sekali gw pacaran serius dengan cowo berikut keanehan-keanehan kelakuannya. Tapi ngga tau kenapa, yang ini tuh beda banget.

Banyak rasa trauma yang masih ngebekas banget di hati dan pikiran gw tentang masa lalu dan kelakuan mantan-mantan pacar gw. Akibatnya, gw akan menjadi lebih waspada. Yang anehnya, ketika gw merasa trauma-trauma itu akan terulang dengan dia, suddenly, everything’s ok. Memang dari awal ok, nothing happens.

Entah karena gw yang trauma dan sangat suudzon menghadapi perilaku dia, atau memang dia yang as easy as it is ngejalanin hubungan gw yang awkward ini? Dari mulai proses kenalan, proses pendekatan, berantem-berantem kecil, sampe-sampe obrolan dan perbincangan kita pun unsual, ungeneral.

Kaya ketika gw udah bete abis, kesel banget dan udah siap pengen marah-marah gara-gara dia seharian ngga ada kabar, ternyata hapenya mati-nyala-mati-nyala gara-gara batrenya udh mau meledak. And you know what? He didn’t lie. Tau darimana dia ngga bohong? Temen gw nyariin dia ke gw karena hpnya ngga bisa dihubungi.

Terus kadang gw ngerasa dia ngga serius-serius amat ngejalanin sama gw. Kaya yang so-so gitu. Ketika gw ngerasain kaya gitu and suddenly, dia mengajak gw untuk tenggelam dalam obrolan tentang sesuatu yang ‘serius’.

Is He can read my feeling?

Ketika gw ngerasa dia kayanya lagi on fire banget sayang sama gw, ternyata dia lagi biasa aja tuh. Standar. Tapi tiba-tiba dia bisa melakukan sesuatu yang sama sekali bukan gombal atau romantis, tapi bisa membuat gw speechless dan gemeter. Seriously!!

Banyak hal yang sepertinya gw perkirakan gw tau maksudnya apa, tapi ternyata gw salah. Kebanyakan malah suudzon yang ada. Daripada gw suudzon terus, gw banyak sharing dengan dia soal ‘mind feeling’ kita berdua. Alhasil? It still on progress. :)

Mungkin Tuhan membuatkan gw ‘job desk’ baru untuk memahami satu manusia special ini. Dengan cara yang beda, dengan rasa yang berbeda, dan dengan tujuan yang berbeda pula.

Belajar memaknai kamu.
Arr

2.1.12

This is not an end, it's beginning

Hollahoi O-Rangers..
lama banget yah gw ngga nulis dan misuh-misuh disini...
dan...semua itu adalah salahnya... twitter dan tumblr. *hehehe*

semenjak ada twitter dan tumblr, gw selalu lebih memilih untuk posting, nyampah, misuh-misuh dan ngemeng-ngemeng disana. Kenapa? soalnya lebih singkat, lebih user friendly, dan lebih....happening aja. *hahaha

but anyway, kangen juga nulis disini :)..
hampir setaun yah gw ngga nulis disini.. jadi sekarang gw mau sedikit berbagi cerita tentang apa yang setaun ini gw lewatin...
banyak kejadian luar biasa, banyak kejadian yang standar, dan banyak juga kejadian yang ngga kepikiran sebelumya..

Menengok dari judul diatas, gw akan share beberapa cerita yang sesuai banget sama judul postingan gw. "This is not an end, it's a beginning"

----------------------------------------------------------------------------------------


Yah, standar lah.
setiap kehidupan pasti ada disaat down dan up. gw pun mengalami hal yang sama.
banyak banget hal yang kalo gw ngga kuat-kuat amat bisa sedikit gila juga. hahaha.
dimulai dengan drama magang dan mengerjakan skripsi gw yang super duper luar biasa sesuatu itu secara bersamaan. can you imagine dat? magang dan skripsi diwaktu yang bersamaan. yang lebih okehnya lagi, saat itu gw keterima kerja freelance di MTV Indonesia as a Production Assistant.

Karena kelemahan gw dalam memanage sesuatu yang on schedule, gw berantakan. Laporan magang gw masuk ke jurusan di jam terakhir sebelum deadline. Untung aja Allah masih kasih gw kesempatan buat lulus magang, jadinya, ya alhamdulilah gw bisa masukin laporan magang gw dan diterima.
kerjaan baru gw as a Production Assistant juga ngebelah pikiran, otak dan hidup gw jadi berkeping-keping. but i love my job, and love my life too.
Akhirnya dengan terseok-seok, berdarah-darah, begadang, dan banyak banget drama-drama lainya, gw berhasil menyerahkan skripsi gw ke jurusan, walaupun gw kena penalti telat ngumpulin sebesar TIGA JUTA RUPIAH AJAH.

Setelah menunggu beberapa minggu, gw sidang. And unfortunately, gw NGGA LULUS SIDANG.
Pas gw dikasih tau keputusan itu dan gw harus penelitian plus sidang ulang, rasanya gw mau tenggelem aja di tengan laut. asli.

bukan apa-apa sih, tapi MALU.
MALU banget sama diri sendiri. masa ngerjain skripsi aja ngga becus?
MALU banget sama keluarga gw. mau ditaro dimane ni mukeee??
MALU banget sama temen-temen seangkatan. sampe ada yang ngga percaya ko gw bisa ngga lulus?
MALU banget sama dosen-dosen yang tau kapasitas otak gw. Sampe mereka terheran-heran dan nanyain apa yang salah sama gw.

Tapi thank's God, Allah menciptakan hati dan mental gw dari bahan yang cepet ancur tapi cepet balik lagi bentuknya. Gw sempet down banget. ngga percaya diri dan ngerasa gagal.
tapi disela-sela kejatohan gw, gw berpikir ;

Apa yang salah dari semua ini?

Gw kah?
Kerjaan kah?
Atau faktor x dibalik semua itu?

setelah gw menghabiskan puluhan tissue dikamar gw, gw menguatkan diri dan menebalkan muka untuk bangkit.
memulai sebuah penelitian untuk skripsi dalam waktu 2 minggu bukan hal yang mudah. jadi gw harus susun strategi untuk menyusun kembali skripsi gw tersebut.
gw konsultasi dengan dosen pembimbing yang lain, melakukan wawancara, revisi beratus-ratus kali, begadang (asli ngga tidur) selama 2 hari, dan kejar-kejaran sama dosen.

akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi gw yang kedua dan maju sidang.
guess what?
jadwal sidang gw bertepatan dengan hari ulang taun gw.
2 Agustus 2011.

Bismilah. semoga ini bisa jadi kado terindah buat gw.

sidang pun tiba. gw jauh lebih siap dari sebelumnya, tapi jauh lenih deg-degan karena takut dan trauma ngga lulus lagi.
tapi gw harus yakin, gw hars optimis. gw udah ngelakuin yang terbaik.

i do my best, let's God do the rest

setelah kurang lebih setengah jam didalem ruang sidang, gw keluar dan menunggu hasil keputusan sambil mules bolak-balik kamar mandi. ngga lepas gw berdoa sama Allah supaya gw diberikan kelapangan hati dengan hasil apapun yang nanti dikasih oleh dosen.
akhirnya nama gw dipanggil masuk buat ngumumin yudisium.

"Arinda, kamu lulus dengan predikat A"

Saat itu, pikiran gw blank. putih, gelap, dan kayanya selama sedetik gw ngga inget apa-apa.
sampe akhirnya dosen gw bilang, "Revisinya harus bagus dan bener ya Rin... supaya bisa jadi contoh adik-adiknya"

Pengen banget loncat dan meluk dosen penguji gw, tapi yang ada gw cuma senyum kaku, dan pengen nangis.

Moment itu yang bikin gw percaya kalo apapun yang gw percaya gw bisa. gw pasti bisa.

Bener-bener kado terindah buat gw di ulang tahun yang ke 22 di 2 Agustus 2011.
Terimakasih Ya Allah

------------------------------------------------------------------------------------
Satu cerita lagi yang sesuai dengan judul diatas adalah tentang percintaan.
hemm..

seperti yang mungkin lo semua pernah baca di blog gw sebelum-sebelumnya, i had a boyfriend named Cotton Candy. Udah hampir empat taun kita jalan bareng, susah seneng dijalanin bareng, tapi di akhir september gw memutuskan untuk mengakhiri cerita cinta gw sama dia.
sedih dan pedih emang. but i have to.

gw harus melakukan itu karena berbagai pertimbangan yang gw pikirkan sangat matang dan penuh darah :).
yah, intinya hal itu adalah sebuah keputusan besar yang sangat menguras tenaga dan pikiran gw dibulan september dan oktober.
semua tentang gw dan dia.
perasaan gw dan segala hal yang berhubungan dengan dia.

berat memang menjalani hari-hari yang biasanya ada dia, tapi kemudian gw harus berdiri diatas kaki gw sendiri tanpa bantuan siapapun. menjalani konsekuensi dari keputusan yang telah gw buat. bertahan dengan apa yang sudah gw ucapkan, dan melatih diri gw sendiri untuk tetap berpegang teguh dan bertanggung jawab atas semua yang gw lakukan.

hingga perlahan gw mulai membuka hati gw untuk orang lain. bukan untuk sebatas berbagi cinta dan mimpi,
tapi berbagi cerita dan kenyataan.

mulai membuka hati pada seseorang yang datang dengan dingin, membuat trauma gw akan masa lalu menjadi tameng gw untuk lebih hati-hati bersikap. tapi sikap dinginnya itu banyak ngasih gw pandangan baru tentang hidup, cinta, cerita dan kenyataan.
sampai dia menyatakan satu tujuan, yang mana tujuan itu adalah perhentian gw juga.

secepat itu?
yap. secepat itu.

gw pun tidak pernah menyangka gw sanggup untuk membuka hati kepada orang lain dengan secepat itu. tapi gw memiliki kekuatan itu, dan gw berani untuk mengambil resiko dengan kekuatan itu.

keputusan gw untuk menyudahi cerita dengan dirinya yang terdahulu membawa gw kepada fase baru dalam kehidupan gw. membuka mata gw lebih lebar, membuka pikiran gw lebih tajam, membuka hati gw lebih lapang.
dan menjadikan gw lebih kuat untuk menjalani mimpi yang perlahan bertransformasi menjadi rencana.




PS :
Terimakasih kepada kamu yang sudah menjadi bagian dari buku sejarah yang ratusan lembar banyaknya itu. Sejarah, akan tetap menjadi sejarah. Unforgotten.
dan,
Selamat datang kepada kamu yang baru saja menuliskan prakata dan menyusun chapter pertama buku harian kita. Masa lalu kita adalah pondasi untuk membangun hari-hari yang lebih indah, dan mewujudkan mimpi-mimpi yang terkabulkan.






So, this is not an end. It just a beginning. :)


love you all.
Arr