Udah lama yah ga curcol disini.. hehe..
Saya kayanya mau curcol nih sekarang..
oke, let me see..
Saya adalah seorang perempuan berambut sebahu (baru potong dua hari yang lalu :p) yang akan berumur 21 tahun di bulan Agustus nanti. Oke, emang ga penting sih, cuma yang menjadi masalah adalah saya merasa ada yang harus berubah dalam diri saya.
Kalau banyak orang bilang 21 itu adalah umur dimana kedewasaan kita mulai terasa, ya, saya merasakannya. Saya mulai merasa akhir-akhir ini masalah dan kehidupan yang datang semakin kompleks. Kebutuhan dan keinginan yang semakin kompleks, dan perasaan yang kompleks juga.
Dulu, saya adalah manusia yang selalu mengutamakan perasaan diatas segala-galanya. ketika menemui masalah, adalah perasaan orang itu yang akan saya bela. Saya tidak akan perduli apakah saya akan merasa sakit, terhina dan tersakiti. Karena saya terbiasa disakiti.
Kemudian seiiring bertambahnya umur, saya mulai belajar menggunakan isi kepala saya. Mencoba melihat objektifitas dari suatu masalah. Melihat dari sisi yang berbeda untuk mengerti orang lain. Saya hanya ingin orang lain safe. Tidak usah perdulikan perasaan saya karena saya terbiasa mengalah.
Ketika sudah semakin besar dan menemui banyak tipe manusia beserta kelakuannya, saya mula mengidentifikasi, memindai, dan mengelompokan mana saja mereka yang pas sebagai pendengar, baik sebagai kawan, dan pecundang. Saya tidak beritahu mereka tentang label yang saya berikan, karena saya tidak ingin mereka kecewa.
Saya terbiasa untuk memecahkan masalah saya sendiri, karena saya benci disebut lemah. Saya perempuan memang, tapi bukan berarti orang lain boleh menginjak-injak. Sejak dulu, Ayah saya selalu mengajarkan saya untuk mandiri, dan tidak tergantung oleh orang lain. Bisa diandalkan tapi tidak mengandalkan.
Saya dibesarkan di kehidupan yang membebaskan saya menyukai apa yang saya mau. Dan saya, cenderung menyukai apa yang perempuan lain tidak suka (kecuali lelaki. saya tetap suka lelaki. hehe)
Semua yang saya jabarkan diatas memang terdengar narsis, tapi sebetulnya, inti cerita yang ingin saya bagi adalah, sekarang,
saya banyak berpikir dengan logika
banyak menyakiti orang lain dengan logika saya.
saya banyak memilih memenangkan perasaan saya,
dan banyak masalah kemudian timbul akibat perasaan saya.
saya selalu memutuskan apa yang baik buat hidup saya,
kemudian ada orang yang merasa kecewa.
saya merasa menjadi sesuatu yang baru
yang ingin lebih bisa membuktuikan kepada siapapun bahwa saya mampu.
Arogan dan Egoistis yang membabuta.
Sepertinya ini adalah fase perpindahan duimana saya harus bisa lebih baik lagi mematangkan perasaan saya, melatih logika saya dan mencintai orang-orang yang huidup bersama saya agar kemudian saya tidak kehilangan semuanya..
Banyak orang yang sayang pada saya apa adanya, tapi sedikit yang mencintai saya dengan ada apanya.
Regrads,
Arr
Uhm... menarik... tapi itu beneran ga ketuker "apa adanya" sama "ada apanya"?
ReplyDelete*no offence* cuman heran aja kalo beneran ga ketuker :P
mariiii...
hehe.. ngga koo om..
ReplyDeletemaksudnya "Banyak yg sayang sama saya apa adanya" itu yaa orang2 sayang dengan keadaan saya yang apa adanya, melihat saya dengan keadaan yang juga mereka pahami. keadaan biasa.
tapi ketika orang2 yang mencintai saya dengan ada apanya, maksudnya adalah orang2 tersebut menerima saya yang 'ada sesuatunya' yang tidak dapat dipahami dan dicerna oleh mereka. karena memang itu adalah sisi lain yang tidak saya buka terhadap orang banyak. dan itu merupakan hal2 diluar kontrol nalar dan alam sadar saya.
tidak banyak orang yang mau mengerti kita dari dua sisi yang berbeda, maka dari itu saya pisahkan kategorinya.
apa adanya dan ada apanya..
semoga berkenan..
:)
Thx u for reading om mayo *kalo mba tiesa bilangnya om kan? pissss*
arr
hou... begitu... berarti kepala sini yang kemaren kurang nyambung :P
ReplyDeletekamuh beruntung sekaliiiih lebih banyak yang sayang "apa adanya" *berkaca-kaca iri*
*hiks* situ juga mau panggil pake om?
*ngedumel* minty sue... jadi kebawa om2 sih gue...