tak banyak napas yang terenyuh ketika hujan membalikan badanya. bergegas pulang
hanya segelintir sisa-sisa senja yang juga gelisah.
seperti ada sekelebat cahaya yang membaringkan penatku di rimbunya pepatah
hanya terdengar senar dari suara alam dan gaung dari kematian.
aku punya waktu itu, tapi takdir menghentikan lajuku
aku punya celah itu, tapi kabut butakan arahku
aku tahu seberapa luas rimba itu, tapi mata harimau musnahkan jalanku.
kini aku berbaring saja
menunggu embun usapkan kepingan lara
bersama hujan.
jakarta, juni 2010
nice writing...
ReplyDeletebikin aq pengen nulis juga.....